Hutan Hujan – Bagi warga Jabodetabek, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama daerah Parung. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor tersebut ikonik dengan pertigaan Pasar Parung yang super macet dan semrawut. Namun, siapa sangka di balik kesemrawutan tersebut, Parung menyimpan sebuah oase cantik yang asyik untuk kita kunjungi.
Konsep Rumah Joglo Tradisional
Oase cantik tersebut bernama Hutan Hujan Grill and Kitchen yang terletak di Jalan Raya Parung Bogor No.33, Pemagarsari, Kec. Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tidak susah untuk mencari lokasi Hutan Hujan karena terletak di pinggir jalan besar, dan logo warna kuning yang jelas terlihat.
Ketika sampai di lokasi, sepintas besarnya area restoran ini tidak terlihat. Namun ketika kita masuk ke dalam, baru deh terlihat areanya yang besar sekali.

Konsep Hutan Hujan adalah seperti rumah joglo tradisional khas Jawa Tengah. Terdapat 2 buah pendopo besar yang dihubungkan dengan sebuah jembatan. Di sekitarnya, terdapat pendopo-pendopo kecil yang dapat digunakan oleh pengunjung.
Di bawah jembatan, terdapat meja-meja kecil yang dihiasi dengan payung. Mungkin kalau mau makan di area ini lebih cocok sore hari agar tidak terlalu panas.
Area Luas, Cocok Untuk Anak-Anak

Berjalan ke area belakang, ternyata area Hutan Hujan masih luas lho. Terdapat meja-meja dengan payung, serta kolam ikan dan pendopo di area belakang. Area restoran ini cukup luas, sehingga cocok untuk membawa anak-anak. Ketika saya berkunjung pun, ada pengunjung yang bermain bola dengan anaknya.
Area Hutan Hujan ini menurut saya cukup asri dan cocok jika dimanfaatkan untuk acara outdoor seperti wedding atau event lainnya.
Hidangan Khas Indonesia dan Western
Restoran cantik ini memiliki specialty steak (karena namanya Grill and Kitchen). Namun, ketika saya tanya status kehalalan dagingnya (yang merupakan daging impor), waitress menjawab dengan ragu sehingga kami urung untuk mencoba. Menu yang tersedia cukup variatif, seperti nasi goreng, mie goreng, spaghetti, dan lain-lain.
Harga makanan berkisar Rp70 ribu per porsi. Awalnya terlihat cukup mahal, namun ternyata porsinya cukup besar sehingga bisa dimakan 2 orang. Sayang sekali kami tidak tahu kalau porsinya besar, sehingga berakhir dengan makanan yang tidak habis dan dibungkus 😀

Baca Juga: Warung Tuman, Asyiknya Makan di Tengah Kampung
Sore itu, saya memesan spaghetti marinara, mie goreng, nasi goreng, dan colenak (kudapan khas Jawa Barat yang terbuat dari tape). Spaghetti disajikan dengan udang dan semacam saus telur asin. Untuk nasi goreng disajikan bersama ayam goreng (yang potongannya cukup besar). Mie goreng disajikan bersama udang, acar, dan kerupuk, sementara colenak disajikan dengan es krim vanilla.

To be honest, menurut saya rasa hampir semua makanannya kurang cocok di lidah saya. Untuk spaghetti marinara-nya terlalu asin dan berminyak, mungkin karena tambahan saus telur asin tadi. Mie goreng dan nasi gorengnya terasa agak hambar seperti kurang bumbu. Rasanya seperti kurang ‘nendang’, entah ada yang hambar atau keasinan.

Buat saya menu yang paling cocok di lidah justru side dish-nya yaitu colenak. Manis dan crispy-nya pas, apalagi saat berpadu dengan es krim dan saus coklat yang lezat. Kalau kalian mampir ke sini, wajib deh cobain colenaknya.
Potensi Besar Untuk Hutan Hujan
Sayang banget sih, menurut saya restoran ini punya potensi yang sangat besar karena lokasinya yang cantik, luas, dan konsepnya yang unik, namun sepertinya untuk rasa makanan perlu ditingkatkan, agar customer makin happy.
Ada yang sudah pernah atau berencana berkunjung ke sini? Jangan lupa untuk share pendapat kamu di comment ya.
Tinggalkan Balasan