The Onsen Hot Spring Batu – Ingin merasakan vibes liburan ke pedesaan kecil di Jepang, namun tabungan belum cukup untuk ke sana? Tenang, kamu bisa tetap merasakannya di sebuah resort unik bergaya Jepang yang bernama The Onsen Hot Spring Resort Batu, Jawa Timur.
Dari namanya saja, sudah terbayang ya kalau The Onsen ini menawarkan daya tarik utama berupa “onsen” atau pemandian air panas khas Jepang. Uniknya, di setiap bungalow – atau disini disebut ryokan, tersedia private onsen yang dapat digunakan oleh tamu hotel. Jadi, nggak perlu risih berendam bersama orang asing.
Daya tarik lainnya adalah suasana penginapan yang benar-benar dibangun layaknya pedesaan di kaki gunung Fuji di Jepang, dengan aneka ornamen dan bangunan yang bernuansa Jepang. Yuk, mari kita mulai review-nya!
Menuju The Onsen Hot Spring Batu
The Onsen Hot Spring Batu berada di kawasan pegunungan yang memiliki mata air panas. Oleh karena itu, di luar resort juga terdapat pemandian air panas yang dikelola oleh Pemda setempat.
Resort ini terletak di Jalan Raya Arumdalu No.98, Songgoriti, Batu, Malang, Jawa Timur. Sebenarnya, dari Jl. Raya Arumdalu lokasinya sudah sangat dekat, namun karena jalannya satu arah, pengunjung harus berputar agak jauh.
Waktu saya datang ke sana, kondisi lalu lintas Malang – Batu lagi parah-parahnya. Maklum, long weekend! Jadi, perjalanan ke The Onsen kami tempuh dalam waktu 3 jam dari Malang, padahal normalnya 1 jam saja. Lelaaah banget, hahaha. Macetnya cukup membuat saya trauma karena anak-anak pada cranky, mungkin karena bosan dan lelah. Saran saja, kalau mau ke sini lebih baik saat weekdays dan hindari tanggal merah.
Baca juga: Review Hotel Grand Mercure Malang Mirama
Sampai di The Onsen!

Kami sampai di The Onsen sekitar jam 19.00 dan langsung check in. Proses check-in dilakukan di sebuah bangunan kecil yang berhiaskan lentera ala Jepang. Petugas menjelaskan bahwa kami mendapatkan 2 buah voucher yang dapat ditukarkan untuk potongan harga sewa Yukata (kimono). Kemudian, kami diantar menuju villa menggunakan boogie car karena jaraknya cukup masuk dari pintu depan.
Salah satu layanan yang patut diacungi jempol dari The Onsen adalah jika tamu memesan makanan dari luar (delivery ojek online), maka akan diantarkan langsung oleh pihak hotel hingga ke depan pintu kamar. Syukurlah, jadi nggak repot.
Ryokan Bernuansa Jepang

Kami mengambil tipe kamar ryokan dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan private onsen. Harga normalnya adalah sekitar Rp2,5 juta per malam, namun kami mendapatkan diskon dari Traveloka sehingga cukup membayar Rp1,7 juta untuk paket tanpa breakfast.
Memasuki ryokan, kami disambut dengan interior khas rumah-rumah tradisional Jepang. Terdapat pintu geser, meja dan alas duduk lesehan, lemari, yang seluruhnya bernuansa Jepang. Yah, lumayan yaa bisa merasakan Jepang tipis-tipis, hehe.
Baca juga: Staycation ala Bali di Begreno Resort Bogor
Sebagai informasi, seluruh unit di The Onsen tidak ada yang menggunakan AC karena udara di Batu sudah cukup sejuk. Namun, pengunjung bisa menyewa air cooler jika khawatir kurang nyaman. Menurut saya sendiri, di Batu sudah nggak dingin-dingin banget. Baru terasa dinginnya mungkin sekitar jam 10.00 malam. Sisanya? Ya biasa aja sih, agak gerah sedikit malah menurut saya.

Untuk onsen-nya sendiri baru akan terisi air pada jam 20.00 hingga 22.00, kemudian perlahan-lahan surut. Air panasnya berwarna kekuningan akibat mengandung mineral belerang dari pegunungan. Rasanya hangat-hangat suam kuku, bukan panas yang membuat “keslomot”.
Kamar Tidur dan Kamar Mandi

Memasuki kamar tidur utama, terdapat 2 spring bed ukuran single, meja rias ala Jepang, kimono untuk berendam di onsen, serta tempat duduk panjang. Salah satu ornamen yang paling saya sukai adalah karpetnya yang empuk dan terbuat dari anyaman bambu. Duh, ini karpetnya dijual tidak ya? Kalau iya, saya mau beli buat di rumah 😀

Memasuki kamar tidur kedua, terdapat 2 buah tempat tidur juga namun bukan spring bed, hanya seperti matras lantai. Namun, empuk dan nyaman juga kok untuk tidur.

Satu hal lainnya yang patut diacungi jempol dari The Onsen adalah kebersihannya yang terjaga dengan baik. Sebagai orang yang cukup sensitif dengan debu, saya bisa merasakan bahwa kebersihan di The Onsen ini luar biasa. Salut.

Untuk kamar mandinya, menurut saya tidak ada yang spesial. Tersedia toiletries dan hair dryer yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung. Sayangnya, kamar mandi tidak dilengkapi dengan exhaust fan atau penyedot udara sehingga udaranya agak pengap jika jendela tidak dibuka.
Kecewa! Makanan Tidak Muslim-Friendly
Setelah tiba di ryokan, kami semua berada dalam kondisi cukup lapar karena perjalanan panjang. Oleh karena itu, saya langsung menelpon layanan room service dari restoran Fushimi (in-house resto di hotel). Namun, saya harus memastikan dahulu bahwa makanan yang dipesan halal sebab titik kritis halal untuk masakan Jepang cukup tinggi.

Saya: Halo Pak, untuk menu masakan di Fushimi resto apakah menggunakan mirin*?
Waiter: Hampir seluruh masakan kami menggunakan mirin Bu, namun sudah dihalalkan dengan cara dibakar.. (maksudnya, dalam pemahaman beliau mirin akan menguap ketika dipanaskan bersama makanan)
Saya: Waduh, baik berarti semuanya mengandung mirin ya, terima kasih.
*Mirin: bumbu saus khas Jepang yang mengandung alkohol, haram dikonsumsi bagi Muslim.
Jujur, saya cukup kecewa (walaupun sudah ada feeling sebelumnya) karena pihak hotel tidak menyediakan opsi makanan halal bagi tamu Muslim. Sebagai informasi, mirin, angciu, atau alkohol tidak menguap 100% pada saat dimasak.
Analoginya, apabila makanan tercampur (maaf) air kencing, lalu dipanaskan hingga kencingnya tidak bersisa. Apakah hal tersebut membuat makanan menjadi bebas dari kencing? Tentu tidak, dan hukumnya tetap haram dengan mirin atau alkohol yang dimasak.
Apa akibat mengkonsumsi makanan non halal bagi Muslim? Yang jelas, amalan ibadah, sholat, doa-nya tidak diterima selama 40 hari. Dan tentu saja, makanan non halal menghilangkan keberkahan serta ketenangan dalam hidup seorang Muslim. Jadi, you are what you eat itu benar adanya 😀
Akhirnya kami memutuskan untuk memesan makanan via ojek online. Biar ribet tapi yang penting berkah dan halal.
Suasana Pagi Nan Asri

Hal lain yang saya suka dari The Onsen adalah suasananya paginya yang luar biasa. Pemandangannya indah, kombinasi antara ryokan yang estetik, pegunungan, hawa dingin, dan matahari yang cerah bersinar. The best! Beda lah dengan suasana pagi saya di Jakarta yang panas, padat, dan bising oleh kendaraan bermotor.


Zen Garden The Onsen
Dari balkon ryokan, kami dapat menikmati pemandangan zen garden bernuansa Jepang. Informasi dari petugas hotel, zen garden ini dapat dimasuki oleh pengunjung umum dengan membayar HTM Rp50 ribu/ orang. Pengunjung juga bisa menyewa Yukata untuk berfoto ala-ala Jepang.




Setelah Gojek sarapan bubur ayam, kami langsung check out pada pukul 08.00 pagi menuju Jatim Park 2, untuk selanjutnya menuju Bandara Juanda Surabaya untuk pulang 😀
Plus Minus The Onsen
Dari pengalaman menginap saya selama 2 hari 1 malam, ada beberapa poin plus dan minus yang bisa saya simpulkan.
Plus:
+ Suasana ryokan otentik Jepang, memberikan suasana baru dalam menginap
+ Bersiiih banget! Top.
+ Ada private onsen-nya
+ Suasana paginya tak tergantikan
+ Zen garden-nya bagus, asyik buat jalan-jalan pagi
Minus:
– Harganya relatif mahal dengan fasilitas yang seadanya. Menurut saya sih, dengan harga segitu sudah bisa dapat kamar hotel bintang 5 di Jakarta, dengan fasilitas yang jauh lebih baik.
– Makanan tidak Muslim friendly karena mengandung mirin sehingga menjadi haram dikonsumsi. Seharusnya pihak hotel bisa mengingatkan tamu Muslim jika ingin makan makanan di restoran, namun sayagnya jika kita tidak bertanya, maka tidak ada yang akan memberi tahu.
– Perjalanan menuju The Onsen benar-benar perjuangan, apalagi jika libur panjang. Hadeeeehh benar-benar bikin stres 😀
Demikian review The Onsen Hot Spring Resort Batu ala saya. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semuanya ya. Salam.
Referensi:
Wah bagus bagus banget kak
iyaa Alhamdulillah tempatnya bagus kak
jawa timur punya banyak spot wisata bernuansa alam yang recomended, tapi sayangnya jauh dari bekasi. butuh cost dan time yang lebih kalau mau kesana. hehehe….
bener, dan disananya macet banget, luar biasa. Jadi agak gimanaa gitu di Jkt kena macet, disana kena macet juga hahaha