Begreno Resort Bogor – Pandemi sudah 2 tahun lebih Dan selama itulah, saya dan keluarga tidak pernah sekalipun ke luar kota.
Di story Instagram saya, terlihat teman-teman saya sudah beberapa kali liburan ke Bali selama pandemi ini. Namun tidak halnya dengan keluarga kami. Selain karena memikirkan ongkosnya yang mahal, mikir-mikir juga sama resiko terpapar penyakit dari perjalanan. Belum lagi harus menyisihkan ongkos untuk tes PCR dan antigen.
Oleh karena akhir Januari 2022 kemarin Omicron menanjak, saya dan suami memutuskan untuk staycation sejenak di tempat yang private dan tidak terlalu jauh dari Jakarta, yaitu Begreno Resort Bogor.
Konsep Villa Privat ala Bali

Hal pertama yang membuat saya dan suami tertarik untuk menginap di Begreno adalah konsepnya yang private. Dalam satu kompleks hanya terdapat 7 villa dan 1 bungalow.
Masing-masing villa dan bungalow memiliki ciri khasnya sendiri. Contohnya, Villa Amma memiliki kolam renang private, Villa 6 memiliki whirpool/ jacuzzi pribadi. Masing-masing villa juga memiliki desain serta interior yang berbeda. Ada yang cocok untuk honeymoon, ada juga yang berkonsep kids friendly dan dilengkapi tempat tidur tingkat beserta teepee tent. Yaa walaupun belum bisa ke Bali, minimal bisa merasakan vibes-nya dulu di Bogor 😀
Oleh karena tujuan utama kami ingin berenang tanpa diganggu orang lain, kami memilih Villa Amma dengan special rate Rp 4.275.000 per malam. Untuk melengkapi sensasi ala Bali, kami juga memesan floating breakfast seharga Rp 120.000 dan menyewa floaties (Rp 125.000).
“Bali”, here we come!
Baca Juga: Lunch dengan View Spektakuler di Di Mare Karma Kandara Bali
Perjalanan Panjang Menuju Begreno Resort
Long story short, kami baru bisa berangkat sekitar pukul 14.00 siang. Jakarta Outer Ring Road (JORR) terpantau sangat padat di Google Maps. Rupanya ada kecelakaan. Akhirnya, kami keluar tol lewat tol Sawangan, blusuk-blusuk melalui jalan sempit, hingga akhirnya muncul di Tol Jagorawi. Fiuuh, makan berapa jam sendiri hanya untuk keluar dari Jakarta.
Dari Tol Jagorawi, kami berbelok ke Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi), melewati Jl. Raya Ciawi -Sukabumi. Kemudian, maps mengarahkan kami untuk melewati jalan sempit yang cukup panjang. Melewati perkampungan, ladang, benar-benar out of nowhere. Buat yang baru belajar nyetir, kayaknya jangan nyetir ke sini dulu karena bakal auto-panik 😀
Di sebelah kiri jalan, terpampang logo Begreno Resort. Total perjalanan Tangerang Selatan – Begreno Resort adalah sekitar 2,5 jam (dalam kondisi macet di tol Jakarta). Padahal kalau tidak macet, hanya 1,5 jam saja.
Check-in di Begreno Resort
Sesampainya kami di Begreno, petugas mengarahkan untuk parkir dan meletakkan barang bawaan kami di troli. Lokasi untuk check-in berada di lobby bagian bawah.
Ketika pertama kali melihat lobby Begreno, kesan pertama saya: kebersihannya perlu ditingkatkan. Dari kejauhan saja, saya dapat melihat tumpukan lumut di pancuran air dan kolam ikan, sawang laba-laba di atap, serta karpet yang entah kapan terakhir kali dicuci? Maklum karena saya emak-emak, saya notice banget sama beginian.
Terlepas dari itu, pelayanan check-in sangat cepat dan ramah, kami segera diantar menuju ke Villa Amma, tempat kami menginap. Sebelum kami pergi, petugas resepsionis menginformasikan bahwa makan malam dapat dimakan di resto maupun diantarkan ke villa. Sebagai informasi, makan malamnya adalah suki dan barbecue, yang sepertinya lebih enak dimasak dan disantap ditempat. Kami pun memilih opsi makan di resto.
Bersantai di Villa Amma Begreno Resort

Kami melewati 1 villa sebelum akhirnya sampai di Villa Amma. Nuansa kayu dan bambu terlihat dimana-mana. Saya jatuh cinta dengan pintu dan kursi di Villa Amma yang warnanya cantik sekali.

Memasuki gerbang depan, kami langsung dihadapkan dengan living room atau ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa, TV kabel, pemanas air dan kulkas. Di samping living room tersebut terdapat tirai besar dan pintu kaca yang menghubungkan ke kolam di halaman.
Tadaa, inilah penampakan kolam renang yang kami tunggu-tunggu. Namun, ada hal yang membuat kami kecewa, apa itu?
Ternyata, jarak antara villa kami dan villa sebelah sangat dekat. Apabila ada tamu di villa tersebut, mungkin dapat melihat aktivitas atau mendengar suara kami. Selain itu, pagar bambu yang membatasi villa kurang tinggi dan kurang tertutup. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas di dalam halaman/ kolam renang dapat terlihat sedikit dari luar.
Hmm, jadi nggak private-private amat, ya..
Kolamnya tidak terlalu luas, cocok untuk kecipak-kecipuk. Namun ternyata kolam ini cukup dalam, dengan kedalaman sekitar tinggi dada orang dewasa.

Di bagian luar terdapat kursi santai dan bale-bale, juga terdapat kamar mandi. Jadi, Villa Amma memiliki total 2 buah kamar mandi.

Baca juga: The Cliff Bar at Six Senses Uluwatu
Fasilitas Kamar di Villa Amma Begreno Resort
Area living room dan kamar dibatasi oleh pintu dan jendela kaca. Di dalam kamar, terdapat 2 buah bed (yang kami request untuk disatukan), TV kabel, nakas, meja kerja, telepon, dan jemuran handuk.
Menurut saya, kamar di Villa Amma ini biasa saja dan tidak cukup spesial. Segala perabot dan fasilitas kamar terkesan seadanya, dan sepertinya kebersihannya kurang terjaga.

Selimut dan kasur terasa berbau agak lembab (mungkin karena dingin). Dekorasi kamarnya juga ternyata tidak terlalu wah, berbeda dengan yang saya lihat di foto-foto Instagram @begreno. Beberapa furnitur di kamar juga ada yang rusak, seperti laci meja TV yang tidak dapat dibuka. Selain itu juga sepertinya telepon di kamar kami rusak sehingga tidak bisa menelpon petugas hotel.

Saya berpikir ketika melihat kamar ini apaa ya yang kurang? Setelah saya pikir-pikir, selain kurang bersih, saya merasa antara furnitur dan desain ruangan sepertinya kurang harmonis, sehingga kesannya jadi Bali nanggung. If you know, you know.

Konsep desain tersebut juga terlihat di kamar mandi. Lihat kotak kayu di bawah meja wastafel di atas? Ternyata, itu benar-benar hanya sebuah kotak tanpa fungsi yang hampir rubuh ketika saya tarik. Saya kira, itu adalah lemari atau apa.
Aspek kebersihan kamar mandi juga bisa dilihat dari lantai, dinding, dan kaca-kacanya. Kamar mandi terkesan suram karena pencahayaan seadanya, serta keramik yang kusam. Untungnya secara fungsi, semua dapat berfungsi dengan baik.
Tragedi di Kolam Renang
Ini adalah salah satu hal yang paling tidak mau saya ingat, namun harus saya tulis di sini sebagai bahan pengingat bagi orangtua lainnya.
Ketika sampai di villa, anak pertama saya Nabhan langsung antusias dengan kolam renang. Ia beberapa kali mengatakan “Mau renang!”. Namun, saya dan suami memintanya menunggu sebentar karena adiknya sedang poop dan ayahnya hendak sholat terlebih dahulu.
Saat saya sedang membersihkan si adik, tiba-tiba terdengar suara tangis dari arah kolam. Saya langsung lari keluar dan menemukan Nabhan dalam kondisi basah kuyup, ketakutan, kedinginan. Ternyata, ia terpeleset dan tenggelam ke dalam kolam, namun berhasil berpegangan ke pelampung/ floaties yang mengambang.
Ya Allah.
Langsung hati saya mencelos.. terlambat beberapa detik atau menit saja, hal yang sangat fatal bisa terjadi. Saya langsung memeluk Nabhan dan memohon maaf sejadi-jadinya karena sangat teledor. Seharusnya, ia saya paksa untuk berada di dalam villa terlebih dahulu agar tidak bermain di sekitar kolam sendirian.
Pelajaran untuk parents, siapapun, jangan pernah tinggalkan anak tanpa pengawasan di area kolam renang. Alhamdulillah Allah masih sayang dengan keluarga kami.
Makan Malam Suki dan Barbecue
Sekitar jam 19.00, kami berangkat untuk makan malam di area lobby Begreno Resort. Ternyata, hampir semua tamu villa sudah hadir untuk menikmati makan malam.
Di setiap meja, disajikan satu piring besar aneka ragam bakso suki, sayuran, daging sapi dan ayam, serta udang dan cumi. Disajikan juga bumbu dan sambal untuk pelengkap. Untuk minumnya, disediakan lemon tea free refill di tengah-tengah restoran.
Ketika sampai di meja, saya celingukan mencari waitress karena hendak meminta baby chair untuk anak saya Tsaqif. Ada dua mas-mas berkaos putih diam saja di pojokan memandangi saya. Setelah saya panggil, baru salah satu dari mereka datang dan membawakan baby chair.

Setelah masak-masak suki dan barbecue, kami mulai makan. Menurut saya, rasa suki-nya hambar banget. Tidak ada rasanya. Akhirnya kami menambahkan saus banyak-banyak agar terasa lebih baik.
Untuk daging barbecue-nya sendiri, rasanya juga tidak ada yang spesial. Yaa Alhamdulillah tapi masih bisa makan, hehehe.
Setelah selesai makan, saya menemani anak-anak bermain di area lobby atas. Di sana terdapat mainan foosball dan pingpong. Sayang sekali, foosball-nya sudah patah-patah. Bisa berbahaya jika dimainkan oleh anak kecil. Hal-hal kecil seperti ini seharusnya diperhatikan oleh pihak manajemen.
Baca Juga: Staycation Nyaman di Four Seasons Jakarta
Common Area: Kurang Terawat
Tak berlama-lama, kami memutuskan untuk berjalan-jalan ke area villa lain dan melihat area kolam renang.
Di bagian belakang resort, terdapat area santai/ common area yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung. Di dalamnya terdapat ayunan, kursi, sofa, meja dan kursi anak, lemari berisi komik-komik. Namun, sama seperti yang saya rasakan di area lobby maupun villa saya: semuanya terasa kurang terjaga kebersihannya dan kurang terawat.
Kursi yang kami duduki di atas, entah kapan terakhir dibersihkan. Meja dan kursi anak juga tampak teronggok begitu saja di pojokan, tidak terawat sama sekali. Haduuh mikir-mikir lagi deh saya kalau mau ngajak anak-anak saya main di situ.
Karena hari sudah larut, kami pun pulang dan beristirahat di villa.
Sarapan yang Menguji Kesabaran
Good morning!
Pagi hari di Begreno, Caringin Bogor cukup sejuk tapi tidak dingin seperti di Puncak.
Hari ini, kami berencana berenang bersama dan dilanjut dengan floating breakfast. Waktu check-in kemarin, resepsionis sudah bertanya jam berapa floating breakfast mau disajikan? Saya menjawab sekitar pukul 07.00 – 07.30, sehingga pas disantap ketika kami selesai berenang.
Ketika berenang, saya agak shock karena kaki saya menyentuh sesuatu di dasar kolam renang. Ternyata setelah saya lihat, ada rumput dan daun kering di sana. Ini saya mau benerang malah jadi parno karena takut kaki saya menyentuh macam-macam.
Floating Breakfast, Kamu Dimana?
Sekitar jam 07.00 pagi, suami saya mendatangi resepsionis untuk minta breakfast disajikan. PR banget yaa harus jalan kaki ke depan karena telepon kamar tidak bisa berfungsi 🙁
Sampai kami selesai berenang jam 07.30, sarapan tidak kunjung disajikan. Saya dan anak-anak mulai kelaparan, dan sekali lagi suami saya datang ke lobby untuk minta disajikan.
Beberapa lama menunggu, sarapan tidak kunjung datang hingga saya menghubungi resepsionis via Whatsapp. Ia menginformasikan bahwa sarapan sedang disiapkan dan sebentar lagi akan diantarkan ke villa saya.
Kalau memang belum siap, kenapa di awal pakai ditawarin mau disajikan sarapan jam berapa… Mending langsung saja diinformasikan ke saya kalau sarapan baru bisa disajikan setelah lewat dari jam 07.30 pagi.
Tak lama kemudian, petugas hotel datang membawa peralatan floating breakfast. Ternyata, saya baru tahu kalau ditatanya di pinggir kolam. Ditaruh satu persatu kembangnya, makanan, dan minumannya. Saya kira mereka buka pintu lalu floating breakfast langsung diluncurkan ke kolam renang. Dengan perasaan lapar, kami menunggu petugas hotel selesai, hahaha sedih banget deh. Kalau di hotel-hotel lain apakah seperti ini yaa?
Untuk sarapan, kami mendapatkan 3 porsi nasi goreng, 1 porsi omelet telur dan sosis, 2 buah jus melon, 2 air putih, 1 teko teh manis, 1 piring roti, dan 1 piring buah. Lumayan banyak porsinya, dan langsung kami lahap karena lapar banget..
Ya sudah, yang penting sudah pernah merasakan floating breakfast kayak di Bali, hehehe!
Area Playground, Spa, dan Kolam Renang
Setelah sarapan dan bersih-bersih, saya dan Nabhan jalan-jalan ke area sekitar kolam renang umum. Ternyata, di sekitar situ terdapat playground untuk anak-anak dan juga tempat spa.
Playground-nya sih menurut saya lumayan bagus, ada rumah-rumahan kayu, perosotan, dan ayunan. Nabhan bermain agak lama di sini. Tidak ada orang lain juga sehingga kami bisa bebas leluasa.

Ada satu pendopo yang dikhususkan untuk area spa, namun tidak ada satu orang pun di sana. Sedikit ke arah bawah, ada sebuah bale-bale dengan tempat tidur di pinggir sungai, mungkin untuk tempat pijat. Namun, entah kenapa saya merasa vibes-nya kurang dapat aja gitu jika dibandingkan dengan Ubud. Seperti yang saya sebutkan di atas, terasa “tanggung” dan lagi-lagi kurang terawat.

Area kolam renang terbagi menjadi dua, yaitu area anak dan dewasa. Saya sendiri tidak berminat untuk mencoba kolam renang umum karena malas berhadapan dengan orang-orang yang tidak bermasker.
Di pinggir kolam renang, terdapat kursi santai dan payung-payung jerami seperti layaknya di Bali. Yaah lumayan untuk bersantai dan foto-foto 😀
Kesimpulan
Akhir kata, menurut saya Begreno Resort ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, resort ini menyajikan pengalaman menginap yang berbeda dan unik. Selain itu, desain villa-villanya juga menarik, tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya.
Namun, di sisi lain menurut saya pelayanan dan kebersihannya perlu untuk ditingkatkan agar pengunjung lebih nyaman. Hal-hal kecil seperti lumut dan sampah daun di kolam, sarang laba-laba di atap, keramik yang kusam, area santai yang tidak terawat, semuanya perlu perhatian lebih dari pihak manajemen. Satu hal yang lumayan membuat saya agak kecewa adalah pelayanan floating breakfast-nya yang cukup lama hingga kami semua kelaparan 😀
Selain itu, secara konsep menurut saya konsep “Bali”-nya terkesan tanggung dan tidak terlalu istimewa. Dengan harga yang cukup mahal, sejujurnya saya berekspektasi lebih.
Bakal balik lagi ke sini? Sepertinya tidak. But it was a nice experience, though! Juga, pengalaman ini sangat berkesan karena ini adalah pengalaman pertama kami liburan selama pandemi.
Jaga kesehatan dan stay safe ya, semuanya 🙂
Begreno Home Boutique Resort
Alamat: Kampung Babakan RT 04 RW 04 desa Ciherangpindok Kecamatan Caringin., Ciherang Pd., Kec. Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16680
Whatsapp: 082111857979
Sayang banget yaa kalo kurang terawat gitu padahal looks potential dan harganya nggak bisa dibilang murce. Mungkin karena selama pandemi pengunjungnya gak gitu rame kali ya Mbak Di, jadi kebersihannya kurang dijaga. Hiks..
Bisa jadi Maa.. 🙁
Dari desain interiornya mencoba unik ya resort ini, cocok bet bagi yang pengen ke Bali tapi ribet jadi versi yang ini aja. Deket di Bogor hehe.
Iyaa, ya lumayan lahh buat refreshing karena kalau harus ke luar kota ribet, dan biayanya pasti ekstra 😀
walau kesannya ada pintu2 dan ejndela yang kuno tapi dalamnya modern banget
Iya betul Mbak.. cukup nyaman sih sebenarnya kamarnya.
Sayang banget deh rasanya kalau sudah bayar biaya sewa yang cukup mahal, tapi pelayanannya agak kurang berkesan baik, suasana “Bali” yang diusung masih nanggung, dan urusan kebersihannya sih yang bikin patah hati. Mungkin kalau rasa makan malamnya lumayan bikin lidah senang yaaa … masih ada yang bisa diingat sebagai kesan manis ya Mba.
Semoga pihak managemennya terus memperbaiki pelayanannya biar terus berkembang usaha penginapannya.
Iyaa Mba, harapanku sih bisa diperbaiki layanan dan kebersihannya, karena tempatnya cukup oke sih dan nggak terlalu jauh dari Jakarta 😀