• Aviation
    • Airport Review
    • Air Travel Guide
    • Aviation Facts
    • Safety and Emergency
    • Aviation-Related Profession
    • Public Relations
  • Travel Story
    • Jawa
      • Jakarta
      • Banten
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Yogyakarta
    • Sumatera
      • Lampung
      • Sumatera Utara
    • Bali
    • Kalimantan
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
    • Sulawesi
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
    • Nusa Tenggara
      • Nusa Tenggara Barat
      • Nusa Tenggara Timur
    • Overseas
      • Hongkong
      • Saudi Arabia
    • Haji
    • Travel Tips
  • Food
  • Personal
    • Health
    • Marriage
    • Thoughts
  • Sponsored
  • About

Diani Sekaring

Travel Blog

dianisekaring speech delay

Perjalanan Mendampingi Anak dengan Speech Delay

Agustus 16, 2021 Comments : 43

Jujur tidak mudah untuk mulai bercerita tentang perjalanan speech delay anak saya. Namun, apa yang saya bagikan ini, semoga dapat bermanfaat bagi orangtua yang anaknya memiliki kondisi serupa. So we’ll start, Bismillahirrahmanirrahim 🙂

Setiap orangtua pasti mendambakan tumbuh kembang yang optimal bagi buah hati. Tentu menjadi kebahagiaan tersendiri melihat setiap tahapan tumbuh kembang anak, dari lahir hingga ia beranjak besar.

Oh ya, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah Ibu dengan 2 orang anak. Anak pertama saya, Nabhan saat ini berusia 3 tahun. Dan anak kedua saya, Tsaqif, berusia 10 bulan. Di usianya yang ke 2,5 tahun, Nabhan didiagnosa speech delay oleh dokter tumbuh kembang, dan masih menjalani terapi hingga saat ini.

Contents

  • 1 Ditinggal Kerja
  • 2 Awal Mula Kecurigaan Speech Delay
  • 3 PDD NOS? Apa Pula Itu?
  • 4 Bertemu dr. Handry di Klinik Anakku BSD
  • 5 Penyesalan Datang Belakangan
  • 6 Terapi Sensori Integrasi untuk Atasi Speech Delay
  • 7 Mulai Terapi Wicara
  • 8 Realistis dan Berbesar Hati Membesarkan Anak dengan Speech Delay

Ditinggal Kerja

Semenjak Nabhan berusia 3 bulan sampai 1 tahun 8 bulan, ia saya tinggal di rumah bersama ART karena saya harus pergi bekerja. Biasanya, saya berangkat tepat jam 06.00 pagi, saat ia baru bangun tidur dan paling cepat tiba di rumah pada pukul 18.30.

Kalau sedang ada pekerjaan tambahan, saya bisa pulang lebih malam atau hingga larut. Oleh karena itu, interaksi Nabhan di rumah lebih banyak dengan ART. Jika saya harus dinas ke luar kota, ibu mertua saya akan datang untuk mengasuh Nabhan.

Oleh karena waktu saya dan suami lebih banyak dihabiskan di kantor, saat akhir pekan biasanya kami menghabiskan waktu bersama. Jalan-jalan ke mal, main di playground, berkunjung ke rumah kakek-neneknya, atau apapun yang bisa membuat Nabhan senang.

Setidaknya, saya pikir, saya hanya bisa melihatnya beberapa jam saja dalam satu hari, saya harus menebusnya saat hari libur.

Selama saya tinggal kerja, jujur saya agak lepas kontrol terhadap ART karena yang saya lihat di CCTV, semua nampak baik-baik saja. Nabhan diajak main, makan, digendong, dan ditidurkan sembari menunggu saya pulang bekerja. Saya tidak tahu apakah ART menyetelkan TV atau Youtube untuk Nabhan secara berlebihan.

Baca juga: Kenali Gejala ADHD Pada Anak

Awal Mula Kecurigaan Speech Delay

Saya tidak menaruh kecurigaan apapun bahwa Nabhan terindikasi speech delay. Bagi saya, tumbuh kembang Nabhan hampir sama dengan anak-anak seusianya. Nabhan adalah anak yang sangat aktif, lincah, pintar, dan senang berinteraksi dengan orang lain.

Namun, di usianya yang mendekati 2 tahun, ia belum mengucapkan sepatah kata pun. Ini adalah red flag speech delay yang sayangnya saya abaikan. Saya lebih memilih untuk mendengarkan kata-kata orang di sekitar yang ‘menyejukkan’, namun ternyata sangat salah.

Baca juga:  Gara-Gara Corona

“Nanti juga bisa bicara sendiri,”

“Udah nggak apa-apa, namanya juga dokter pasti diagnosanya macem-macem,”

“Nggak usah lah ke tumbuh kembang segala, anak normal kok”

“Anak cowok mah emang begitu.. biasanya ngomongnya telat“

Ini adalah kesalahan saya yang saya harap tidak diulangi oleh siapapun yang membaca tulisan ini. Kesalahan saya adalah, terlalu banyak mendengarkan apa kata orang lain.

dianisekaring speech delay
Tanda waspada speech delay. Sumber: IDAI

Padahal, saya sudah tahu red flags tahapan anak belajar berbicara dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Namun, saya lebih memilih untuk mendengarkan apa yang ingin saya dengarkan. Seharusnya, saya ikuti apa kata hati saya, membawa Nabhan ke dokter spesialis tumbuh kembang dan mendapatkan penanganan yang semestinya.

PDD NOS? Apa Pula Itu?

Nabhan, semasa bayinya sangat aktif babbling dan juga menoleh saat dipanggil. Ekspresi wajahnya juga sangat jelas, namun memang tidak ada kata berarti hingga usianya menginjak 24 bulan.

Mendekati usia 24 bulan, kontak matanya mulai menurun, tidak menoleh ketika dipanggil, sulit untuk diarahkan, sulit berkonsentrasi,sering tantrum, dan sebagainya. Saat usianya 2,5 tahun, dokter anak mendiagnosa Nabhan PDD-NOS.

Dikutip dari Parenting.co.id, PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified), merupakan diagnosis yang diberikan pada anak yang tidak memenuhi kriteria diagnositik dari keempat bentuk PDD (Autis, Asperger, CDD dan Rett), tetapi anak memperlihatkan gangguan yang jelas dalam aspek komunikasi, interaksi sosial, minat atau perhatian yang merupakan ciri dari PDD. Jadi, autisme itu beragam sekali spektrumnya dan salah satunya adalah kesulitan berkomunikasi.

Bertemu dr. Handry di Klinik Anakku BSD

dianisekaring speech delay
Klinik Anakku

Setelah mencari referensi ke teman-teman yang anaknya mengalami problem speech delay, dan saya menemukan satu klinik tumbuh kembang bagus, dekat dengan rumah. Namanya Klinik Anakku BSD, berlokasi di Ruko Golden Madrid 2, seberang Pasar Modern BSD Tangerang Selatan.

Disana, kami bertemu dengan  DR.Dr. Setyo Handryastuti, Sp.A(K), spesialis Neurologi Anak. Dr. Handry, begitu beliau biasa disapa, sangat ramah dan bersahabat. Mula-mula, Nabhan diajak berbincang. Ditanyakan kabarnya, diajak bermain puzzle dengan beragam tingkat kesulitan, yang alhamdulillah Nabhan bisa menyelesaikan semuanya sendiri.

Dr. Handry menjelaskan, bahwa anak usia kurang dari 2 tahun tidak boleh sama sekali menonton TV atau gadget karena akan mempengaruhi kemampuannya dalam berkomunikasi. Ampun, pikir saya dalam hati. Semenjak bayi, Nabhan gemar sekali menonton kartun Upin Ipin setiap pagi, siang dan sore.

Penyesalan Datang Belakangan

Muncul berbagai penyesalan, kenapa saya harus bekerja dari pagi sampai malam, sampai-sampai anak ditelantarkan dan akhirnya mengalami speech delay.

Kenapa saya harus pergi ke luar kota hingga berminggu-minggu, sampai Nabhan saya biarkan di rumah.

Baca juga:  Pijat Hamil di Mom n Jo Spa Kemayoran

Kenapa saya sebegitunya mencari nafkah, berangkat setelah matahari terbit, dan kembali saat terbenam. Itu saja pulangnya sudah teng-go lho.. tapi ya.. entah rasanya waktu tak pernah cukup untuk saya.

Untuk seluruh rekan kerja saya, saya meminta maaf. Mungkin saya terkesan acuh, tidak total, atau kurang becus terhadap pekerjaan karena selalu pulang tepat waktu demi bisa bertemu anak saya – demi bisa melihatnya tertidur lelap di pelukan saya sebentar saja, tapi percayalah saya mencoba melakukan yang terbaik untuk semua.

Duh, air mata saya menetes menulis ini.

Sungguh tidak mudah menjadi ibu bekerja. Oleh karena itu, saat Nabhan berusia hampir 2 tahun, saya putuskan untuk cuti sementara waktu demi bisa mendampinginya agar bisa sembuh dari kondisi speech delay.

“Anak-anak lain baik-baik aja tuh ditinggal Ibunya kerja! Lu aja lebay kali..”

Ya memang. Every children is unique. Dr. Handry menyatakan bahwa kemampuan berbicara anak banyak dipengaruhi oleh “modal” alias gifted.

Ada yang modalnya sudah bagus, sehingga bisa kemampuan bicaranya berada di atas rata-rata, dan ada yang modalnya kurang sehingga harus diberikan stimulasi lebih. Nabhan masuk ke kondisi ke 2 sehingga butuh perhatian lebih dari saya.

Setelah mengobservasi Nabhan selama kurang lebih 30 menit, beliau menjelaskan bahwa Nabhan mengalami speech delay harus menjalani terapi untuk menstimulasi kemampuannya berbicara. Seminggu 2 kali, Nabhan dijadwalkan mengikuti terapi Sensori Integrasi di Klinik Anakku Nusa Loka.

Terapi Sensori Integrasi untuk Atasi Speech Delay

Terapi pertama yang harus diikuti Nabhan adalah terapi Sensori Integrasi. Sensori Integrasi adalah salah satu bentuk terapi okupasi untuk anak berkebutuhan khusus melalui stimulasi yang tepat.

Sensori integrasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengenal, mengubah, dan membedakan sensasi dari sistem sensori tubuh.  Jadi, nantinya anak mampu melakukan tindakan atau respon yang tepat. 

Klinik Rainbow Castle

Sebelum menjalani terapi wicara, anak ‘disiapkan’ terlebih dahulu melalui terapi sensori integrasi. Di terapi Sensori Integrasi, Nabhan belajar hal-hal dasar seperti melempar bola, meniup peluit, melompat dengan pola, dan masih banyak yang lainnya.

Alhamdulillah setelah beberapa kali mengikuti terapi, Nabhan berkembang dengan cukup pesat. Ia mulai menoleh ketika dipanggil, kontak matanya mulai bagus, dan semakin mudah untuk diarahkan. Terima kasih pada terapis Nabhan yang super baik dan sabar, Miss Yanti 🙂

Mulai Terapi Wicara

Setelah kurang lebih 3 bulan berprogres, dr. Handry menambahkan terapi wicara untuk Nabhan. Kali ini, Nabhan diasuh oleh Ibu Halimah, terapis wicara di Klinik Anakku.

Sensori Nabhan di mulut distimulasi dengan menggunakan berbagai alat seperti sikat, Talk Tools, semacam “gigitan” untuk menguatkan otot rahang, dan lain-lain. Nanti Insya Allah saya bahas di kesempatan lain ya, tentang alat-alat terapi Nabhan.

Baca juga:  Nujuh Bulan Studio: Childbirth Education Center di Bintaro

Alhamdulillah, Nabhan dibimbing dengan sangat baik di Klinik Anakku BSD. Saya sangat merekomendasikan klinik ini jika ada orangtua yang anaknya butuh terapi untuk mengatasi speech delay.

Bagi orangtua yang hendak mengikutkan anaknya terapi sensori integrasi maupun terapi wicara, sebaiknya persiapkan juga budget-nya karena relatif besar. 1 kali pertemuan, 1 jam biayanya adalah Rp 200.000.

Jika terapi dilakukan di hari Sabtu, biayanya meningkat menjadi Rp 220.000. Terapi dilakukan 2 kali dalam 1 minggu. Nabhan mengikuti 2 jenis terapi, sehingga biaya perbulan yang harus kami keluarkan adalah 4 x Rp 200.000 x 4= Rp 3.200.000,-.

Saat ini, Nabhan terus berproses ke arah yang lebih baik, dan sudah bisa mengucapkan 1-2 patah kata. Tugas kami lah sebagai orangtua untuk terus mendampinginya, dan membimbingnya hingga ia besar nanti.

Realistis dan Berbesar Hati Membesarkan Anak dengan Speech Delay

Setelah menyadari dan berdamai dengan keadaan bahwa Nabhan mengalami speech delay, saya berhenti mengikuti akun-akun artis, parenting, atau apapun itu yang membuat saya sedih dan membandingkan Nabhan dengan anak seusianya.

Meskipun terkadang saat sepintas melihat Instagram Story teman yang anaknya pada ceriwis, air mata saya menetes perlahan :’)

Saya bertekad untuk berbesar hati dan realistis terhadap setiap progres yang dicapai Nabhan, sekecil apapun itu.

Jauh dalam lubuk hati saya, ingin sekali agar Nabhan dapat segera berbicara.

Memanggil saya, “Ibu.. Ibu!”

Meminta dibacakan cerita sebelum tidur

Bernegosiasi tentang apapun itu

Berceloteh ramai, khas anak-anak pada umumnya

Bertanya ini itu, hingga kami kebingungan menjawabnya

Semoga Nabhan bisa segera berbicara ya, Nak! Setiap hari Ayah dan Ibu doakan kamu.

Love you so much, Nak.

Update: Saat usianya menginjak 3,5 tahun, Nabhan mulai lancar berbicara. Alhamdulillah, penantian dan perjuangan kami selama ini dibalas oleh Allah Swt. Bagi Bapak/ Ibu yang masih berjuang dengan terapi, semangat ya! Insya Allah setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Aamiin.

Klinik Anakku BSD

Ruko Golden Madrid 2, Jl. Letnan Sutopo No.8, Rw. Mekar Jaya, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15318

 No. telepon (021) 53164830

Referensi

  1. IDAI. 2013. Keterlambatan Bicara. Sumber
  2. Parenting.co.id. Gangguan PDD, Tipe Lain Dari Autis. Sumber
  3. Rainbow Castle. 2021. Manfaat Terapi Sensori Integrasi Anak. Sumber

Baca juga:
Isoman di Rumah, Apa yang Harus Dipersiapkan?
5 Cara Anti Stres di Rumah Saat Pandemi
Bunda, Yuk Dukung Anak Generasi Maju Tumbuh Maksimal
Pentingnya Zat Besi untuk Ciptakan Generasi Maju

43 Comments Categories: Motherhood, Personal

Komentar

  1. Hastira mengatakan

    Agustus 17, 2021 pada 3:02 am

    semangat mbak, butuh kesabaran luar biasa. omongan orang mah jangan didengar.

    Balas
  2. Alvi Suryani mengatakan

    Agustus 19, 2021 pada 10:29 pm

    Semangat mbak, aku pun paham situasi nya embak. Aku pernah juga mau ke tumbuh kembang anak tapi masih mikir biaya yang aku keluarkan.

    Boleh curhatkah aku disini.

    Anak ku memang sering nonton tv dulu pun youtube, trus sempet aku berhentikan karna aku terapi sendiri, karna selama dia dipanggil noleh, itu gpp kata dsa.

    Trus ini kena tv kan masihan, nah dia sama lingkungan agak gak nyaut dan aku yaa bingung juga.

    Tapi kalau dirumah tuh cerewet banyak omong, emang masih aku latih sendiri sih.

    Aku harus gimana kah.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 20, 2021 pada 1:11 am

      Halo Mba Alvi. Anaknya umur berapa kah? Kalau menurut DSA, anak di usia kurang dari 2 tahun tidak boleh terpapar screentime sama sekali. Pun jika anak sudah lebih besar dari itu, screentime masih sangat harus dibatasi karena dapat menghambat perkembangan jika berlebihan. Lebih baik dikonsultasikan ke dokter saja ya Mba untuk langkah-langkah yang sebaiknya di ambil, karena misalkan harus diterapi, jika ditunda-tunda nanti yang harus ‘dikejar’ akan lebih banyak.

  3. Andiyani Achmad mengatakan

    Agustus 21, 2021 pada 12:14 pm

    maasyaallah kamu hebat lho kak, anakmu juga luarbiasa, butuh kesabaran yang berlimpah untuk mendampingi anak spesial, semangat terus ya

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 22, 2021 pada 5:13 am

      Alhamdulilah, makasih Mba Aie 🙂

  4. nyi Penengah Dewanti mengatakan

    Agustus 21, 2021 pada 10:46 pm

    MasyaAllah mba Dian, perjuangan yang luar biasa untuk bunda dan dedek. Sehat selalu dan bahagia terus ya kak. Aku banyak belajar ini kak.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 22, 2021 pada 5:13 am

      Alhamdulillah terima kasih untuk doanya ya Mba Nyi. Sehat dan bahagia selalu juga untuk keluarga Mba Nyi.. Amiin.

  5. Enny Ratnawati mengatakan

    Agustus 22, 2021 pada 5:50 am

    InshaAllah Nathan akan mengalami perkembangan dan perbaikan.semangat kak.tiap anak berbeda dan ada masalah masing2.bohong klo ada yang bilang anaknya keren luar biasa di Instagram hehe

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 22, 2021 pada 7:32 am

      Betul Mba Enny setiap anak punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, tugas kita sebagai orang tua untuk membimbingnya ya Mba 🙂 Terima kasih atas doanya Mba Enny.

  6. Karyati Niken mengatakan

    Agustus 22, 2021 pada 7:18 am

    Aku jadi ingat sama anaknya adik kelasku. Dia awalnya juga speech delay. Lalu pada usia 2 thn lakukan terapi SI di salah satu RS.

    Kemudian usia 3tahunan, masuk sekolah paud Montessori bareng sama anakku. Dari situ progressnya luar biasa meningkat. Kerjasama guru, ortu, anak dan terapis saling terkait.

    Semangat ya mbak. Insyaallah bisa ditangani.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 22, 2021 pada 7:33 am

      Iya betul Mbak memang butuh kerjasama dari banyak pihak untuk penanganan anak dengan speech delay. Amiin, terima kasih ya Mbak Niken 🙂

  7. Desy Yusnita mengatakan

    Agustus 27, 2021 pada 9:59 pm

    Terima kasih sharingnya Mba, dengan artikel ini semoga bisa jadi pembelajaran untuk semua orangtua. Semangat ya, semoga momen ini bisa di lewati Nabhan dengan baik. Semoga kelak menjadi anak yang qurrota’ayyun ya Nabhan, aamiin.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:06 pm

      Amin Mba Desy terima kasih atas doa-doanya ya Mba..

  8. Chairina mengatakan

    Agustus 28, 2021 pada 11:26 am

    Masyaallah alhamdulillah sudah lebih baik ya. InsyaaAllah semua akan baik-baik aja. Anakku dulu juga sempat lambat bicara. Tapi alhamdulillah sekarang malah jadi cerewet.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:07 pm

      Amiin Mba, iya banyak dengar dari teman katanya umumnya begitu, jadi cerewet sekali.. bismillah 🙂

  9. Atiq mengatakan

    Agustus 28, 2021 pada 11:38 pm

    Keren mba diani sabar banget 🙂 semoga semakin pintar ya anak-anak, sehat selalu 🙂 butuh ekstra perhatian ya sebetulnya anak-anak yg begini, beruntungnya sekarang lebih mudah mengatasi masalah kaya gini

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:08 pm

      Amiin Mba Atiq, betul Mba perhatiannya harus sangat ekstra, banyak yang harus dijaga dan dilakukan agar kondisinya membaik.

  10. Parenting By Rey mengatakan

    Agustus 29, 2021 pada 3:02 am

    Semangat selalu bunda yang hebat 🙂
    Alhamdulillah udah membaik ya.
    Anak kedua saya juga dulunya ada indikasi speech delay, tapi untungnya sih bukan karena penyebab yang serius, hanya kurang stimulasi dari maknya yang sok sibuk, hihihi.
    rasanya dulu kesal, si adik selalu pakai bahasa planet buat mengungkapkan keinginannya, paling sering pakai bahasa isyarat, tunjuk aja mulu.

    Sekarang, ampun deh mamaknya rempong jawabin semua kecerewetannya 😀

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:08 pm

      Terima kasih Mba Rey.. wah senangnya si kecil sudah cerewet ya 😀

  11. Ria Andika mengatakan

    Agustus 29, 2021 pada 4:30 pm

    MasyaAllah terus semangat mb..aku jadi banyak belajar dari pengalaman kamu mb, apalagi anakku yg 8 bulan tumbuh kembangnya masih perlu diperhatikan

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:09 pm

      Terima kasih Mba Ria, betul Mba Ria tumbuh kembang harus diperhatikan karena masanya tidak dapat terulang.

  12. Feeza mengatakan

    Agustus 29, 2021 pada 8:56 pm

    Semangatt ya mba, trmksh sharing nya hebat sekali jadi ibu bekerja yang tetap semangatt mendampingi si kecil juga dirumah, maasyaaAllah keren.. semoga dimudahkan dan dilancarkan semuanya.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:09 pm

      Terima kasih Mba Feeza.. amiin ya robbal alamin semoga dilancarkan semua urusan Mba juga ya..

  13. Suciarti Wahyuningtyas mengatakan

    Agustus 29, 2021 pada 9:36 pm

    Semangat terus ya mbak, insya Allah Nabhan akan tumbuh jadi anak pintar dan kebanggaan orangtuanya. Aku setuju bahwa anak itu tidak sama, mereka memiliki keunikannya masing-masing. Dulu pun aku pernah merasakan ini kok anakku ngomongnya belum banyak ya? Saya pun dulu ibu kantoran yang kalau pulang ke rumah pasti anakku sudah mau tidur jadi waktu bermain sedikit. i feel you mbak.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:10 pm

      Terima kasih atas doanya Mba Chichie.. Iya yah Mba, dilema setiap ibu bekerja seperti itu 🙂

  14. Putri Lasim mengatakan

    Agustus 29, 2021 pada 10:56 pm

    Aku masih ngaish hp atau Tv untuk mempermudahkanku klo sedang cuci baju :(, anakku dlu usia 12 bulan belum bisa jalan, masih trantanan (bahasa jawanya begitu) banya yang bilang “ya udah biarin nanti lak bisa jalan sendiri” sampai usia 15 belun belum bisa jalan masih pw mulu sama merangkak dan trantanan, agak sedih sih kok lama ya. btw thanks ya mba udah berbagi aku malah curhat nih, dan semangat dan sabar ya mba.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:12 pm

      Mba Putri.. selalu sabar dan kuat ya Mbak.. aku pernah baca katanya anak tahu kapan harus berdiri, berjalan, dan serentetan tumbuh kembang lainnya.. Jadi nggak boleh dipaksa, kita sebagai orangtua harus rajin memberikan stimulasi (dan tentunya konsul ke ahlinya jika ada hal yang mengkhawatirkan).. semoga sehat selalu ya Mba..

  15. Annafi mengatakan

    Agustus 30, 2021 pada 9:53 am

    Masya Allah Mba Dian, perjuangannya mengisnpirasi banget untuk selalu sabar dan ikhtiar. Dulu aku motoriknya lambat tapi Alhamdulillah orangtuaku ga pernah nyerah, insyaallah selalu ada kemudahan ya mba

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:12 pm

      Terima kasih Mba Annafi, walau terkadang saya banyak ngga sabarnya juga. Masya Allah pengorbanan orangtua luar biasa ya Mba.

  16. Diah Alsa mengatakan

    Agustus 30, 2021 pada 10:03 pm

    peluuukkk Mbak Diani.
    anak keduaku, sekarang hampir 4thn tapi ngomongnya masih suka kepotong-potong, kata-katanya suka tidak lengkap, rasanyaa ingin sekali untuk membawanya ke Ahli Tumbuh Kembang juga tapi saya sendiri belum siap jika mendapatkan diagnosis dari dokter 🙁
    cuma terus berharap nih anak bisa segera ngomong lancar, selalu mikir mungkin kalau sekolah, bersosialisasi dia akan bisa lebih cepat ngomong.

    moga Nabhan bisa segera ngomong dan lancar ya, biar rumah ramai ya Mbak 🙂

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:14 pm

      Mba Diah.. terapis Nabhan bilang karena pandemi ini beliau ‘panen’ banyak sekali anak dengan indikasi speech delay.. memang salah satu permasalahan utamanya karena anak-anak tidak bisa bersosialisasi dan tidak bisa kemana-mana sehingga perkembangannya terbatas. Semoga segera dilancarkan ya Mbak.. terima kasih atas doanya Mbak Diah,,

  17. Iva mengatakan

    September 1, 2021 pada 8:52 am

    Aamiin, semangat terus ya Mom, hebat perjuangannya
    Smoga nabhan segera bsa bicara dgn lancar ya

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:14 pm

      Amiin.. terima kasih Mba Iva atas doanya.

  18. Renayku mengatakan

    September 1, 2021 pada 8:25 pm

    Insya Allah Nabhan bisa bicara lancar spt anak lainnya ya mbak. Perjuangan yg luar biasa mudah2an membawa hasil yg baik.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 1, 2021 pada 11:15 pm

      Amiin terima kasih doanya ya Mba Retno..

  19. Narasi Nia mengatakan

    September 13, 2021 pada 9:59 pm

    Mendidik anak berkebutuhan khusus itu intinya satu, mbak. Jangan mengasihani, melainkan harus mencintai dengan sabar.

    Adekku juga speech delay. Dia mengidap sindrom down. Sampai sekarang pun masih struggling biar bisa bicara lancar. Tapi namanya hidup, kalau gak legowo ya bakalan stres.

    Jadi mbak Diani dan keluarga harus semangat ya. Jangan putus asa sampai Allah tunjukkan mukjizat Nya. Amin

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 16, 2021 pada 10:43 pm

      Terima kasih ya Mba atas doa dan semangatnya.. betul Mba kita harus mencintai dengan sabar dan tanpa syarat.. setiap progress yang dibuat sekecil apapun selalu saya syukuri.. Semoga Allah memberikan kelancaran berbicara untuk adiknya ya,,

  20. riza firli mengatakan

    September 16, 2021 pada 8:19 am

    dulu aadekku juga agak telat bicara tapi cepat jalan dan lari
    setiap anak berbeda-beda dan unik,pas udah gede dan kuliah banyak omongnya

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 16, 2021 pada 10:44 pm

      Banyak yang bilang begitu, setelah bisa bicara nanti jadi cerewet banget 😀

  21. Fanny_dcatqueen mengatakan

    September 24, 2021 pada 10:19 am

    Mba Dian pasti bisa:). Speech delay bisa diatasi kok. Anaknya atasanku dulu, juga mengalami ini dan dipanggilkan terapis. Skr anaknya udah lincah dalam bicara , makanya aku yakin dengan penanganan yg tepat, speech delay pasti bisa diatasi

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 25, 2021 pada 12:05 pm

      Amiin Mba Fanny ini juga kami sedang ikhtiar agar dapat segera berbicara 😀 Terima kasih ya atas doanya Mba..

  22. Teysia mengatakan

    Juni 19, 2022 pada 5:22 pm

    Ya Allah mba..kita samaan..anak keduaku skrg usia 3th2bln jg speach delay..skrg lg terapi di klinik sekolah khusus spectrum bintaro. Mdh2n anak2 kita cepet ngomong ya..akupun pgn banget dipanggil bunda sama anakku.. kesalahanku dl dengerin org2 sekitar..nanti jg bs ngomong,,tuh anaknya si A jg baru ngomong pas umur 5th..gapapa kok.. anak normal ngapain di cek2 nanti malah kenapa2…
    Ahhh sedih kalo inget2 omongan2 itu..
    saling menguatkan ya mba..

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Juli 23, 2022 pada 12:32 pm

      Mbak tesya, semangat ya Mbak! Aku udah pernah di posisi itu. Terapi bicara + sensori integrasi selama hampir 1 tahun anakku Mba.. karena pengaruh pandemi juga jadi kurang sosialisasi. Anakku baru bisa bicara umur 3,5 tahun Mbak. Saranku, jangan dengarkan apa kata orang yang penting anak mendapatkan treatment yang sesuai (terapi + dokter, psikolog jika diperlukan)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Me

Ibu 2 orang anak yang passionate terhadap dunia aviasi, traveling, dan fotografi. Blog ini berisi kisah perjalanan keluarga kecil kami. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi saya di dianisekaring@gmail.com. Selamat membaca!

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

search

All About Aviation

Aviation Dianisekaring

Hajj Guide

Haji Dianisekaring

Popular Posts

  • DIANISEKARING Pramugari
    AviationAviation Facts

    Memahami Arti Pengumuman Pramugari di Pesawat

  • DIANISEKARING Penumpang pesawat
    Air Travel GuideAviation

    12 Kesalahan yang Sering Dilakukan Penumpang Pesawat

  • DIANISEKARING Banjarmasin
    KalimantanKalimantan SelatanTravelTravel Story

    Indahnya Wisata Pasar Terapung Lok Baintan Banjarmasin

  • AviationAviation FactsTravel Story

    6 Hal Yang Harus Dilakukan Sebelum Pesawat Lepas Landas

  • DIANISEKARING rumah atsiri
    JawaJawa TengahTravelTravel Story

    Mengenal Minyak Esensial di Rumah Atsiri Indonesia

Recent Posts

  • warung tuman
    Food

    Warung Tuman: Asyiknya Makan di Tengah Kampung

  • dianisekaring the onsen batu
    JawaJawa TimurTravel

    Review The Onsen Hot Spring Resort Batu

  • dianisekaring grand mercure malang
    JawaJawa TimurTravel

    Review Hotel Grand Mercure Malang Mirama

  • Surgana Rasa - Dianisekaring
    Food

    Wajib Coba! Surgana Rasa, Resto Nuansa Bali di Tangsel

  • dianisekaring bukit tangkeban
    JawaJawa TengahTravel

    Indahnya View Taman Langit Bukit Tangkeban Pemalang

Archive

Kumpulan Emak Blogger
Blogger Perempuan
DIANISEKARING IHB
DIANISEKARING Bloggercrony
BloggerHub Indonesia
Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright by Diani Sekaring Sejati, 2022