Sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin dikenal dengan sebutan “Kota Seribu Sungai”. Kota ini terletak di area pertemuan Sungai Martapura dan Barito. Uniknya, masyarakat Banjarmasin menggunakan sungai sebagai sarana transportasi air, pariwisata, perdagangan, serta perikanan (sumber: Badan Pusat Statistik).
Nah, kali ini, saya akan bercerita sedikit pengalaman saya saat berkunjung ke kota Banjarmasin. Saya menyempatkan diri untuk mencoba pengalaman otentik saat berwisata ke Banjarmasin.
Paket Tur dari Hotel
Buat generasi 90-an, pasti nggak heran dengan salah satu adegan bumper RCTI, dimana ada ibu-ibu mengacungkan jempol saat berjualan di pasar terapung. Nah, pasar terapung tersebut adalah Lok Baintan, yang merupakan salah satu ikon kota Banjarmasin.
Saya menginap di Swissbel Hotel Banjarmasin yang terletak persis di depan sungai. Untuk menuju Pasar Terapung Lok Baintan, saya harus berangkat maksimal jam 05.30 dari hotel agar bisa sampai ke sana tepat waktu. Durasi perjalanan dari hotel ke Lok Baintan adalah 60 menit dengan menggunakan kapal.
Asyiknya, paket tur Lok Baintan sudah termasuk biaya menginap di hotel. Jadi, buat yang mau ke Lok Baintan, pilihan menginap di Swissbel Hotel Banjarmasin bisa dipertimbangkan.

Kami menuju ke Lok Baintan dengan menggunakan sejenis kapal klotok. Alhamdulillah, pemandangannya cantik banget. Kami bisa menikmati sunrise dari atas kapal.
Rumah Suku Banjar
Sepanjang perjalanan, saya sibuk mengamati rumah-rumah penduduk suku Banjar. Mereka tinggal di pinggir sungai. Air sungai menjadi sumber kehidupan di sini. Mereka mandi, buang air, dan mencuci baju di sungai.

Rumah mereka berbentuk seperti “panggung” dengan bilik kamar mandi di luar. Tiang-tiang rumah tersebut terbuat dari kayu ulin, yang makin kuat apabila terendam air. Luar biasa yah.

Warung-warung, tempat berjualan, semua dibuat menghadap ke sungai. Beberapa kali kami berpapasan dengan warga lokal yang sedang mengendarai kapal motor ataupun dayung dan membawa sayur mayur serta komoditas dagang lainnya. Bahkan, kapal kami sempat mampir ke warung milik warga untuk mengisi solar dan jajan, hehehe.

Cantiknya Pasar Terapung Lok Baintan
Setelah melalui perjalanan panjang, kami tiba di Pasar Terapung Lok Baintan. BAGUS BANGET!
Riuh ramai pedagang merapat ke kapal kami untuk menjajakan dagangan. Ada buah, ikan asin, sayur mayur, makanan sarapan, kerajinan tangan, dan lain-lain. Para pedagang ini menawarkan dengan cukup agresif jadi jangan kaget ya 😀

Saran saya, bawalah uang tunai secukupnya untuk membeli beberapa barang dagangan. Hitung-hitung, ikutan membantu perekonomian lokal 😀 Selain itu, sistem barter masih berlaku di pasar ini lho. Asal nggak bayar pakai exposure ya (LOL emangnya saya selebgram).
Seorang ibu penjual menawarkan saya untuk naik ke kapalnya untuk dibawa ke tengah “pasar” dan berfoto. Saya menolak karena takut. Ya serem aja kan kalau tiba-tiba kapalnya terbalik karena saya berat. Lol.

Yang saya rasakan ketika berkunjung ke tempat ini adalah, this place is very beautiful, authentic, and mystical. Mungkin jika saya berangkat lebih pagi lagi, pemandangannya akan lebih bagus. Indah banget kabut di atas sungainya, so pretty.
Tak berlama-lama di sana, kami segera pulang karena hari semakin siang dan panas.
Kuliner Khas Banjarmasin: Lontong Orari dan Soto Banjar Bang Amat
Selama di Banjarmasin, saya menyempatkan diri untuk menikmati kuliner khas sini, yaitu Lontong Orari dan Soto Banjar Bang Amat.

Lontong Orarti terletak di Jl. Simpang Sei Mesa No. 18 RT 10, Banjarmasin. Lontong orari menyajikan menu lontong khas Banjar dan nasi kuning. Pilihan topping yang ditawarkan adalah Haruan (ikan goreng), ayam, dan telur. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 15.000 (lontong telur setengah porsi) sampai Rp 52.000 (lontong komplit haruan ayam telur).

Saya memesan lontong haruan telur 1 porsi (Rp 37.000). Porsinya BANYAK BANGET tapi alhamdulillah saya habis saking enaknya! Hehehe. Sekilas, lontong ini mirip lontong cap gomeh yang biasanya disajikan saat Idul Fitri, namun topping khas Banjar ini yang membuat spesial. Kalau ke Banjarmasin lagi, saya pasti bakal mampir lagi ke Lontong Orari karena seenak itu.
Sebelum pulang ke Jakarta, saya mampir dulu ke salah satu kuliner legendaris Banjarmasin, yaitu Soto Banjar Bang Amat. Buat yang kuliah tahun 2008 – 2012 di UGM Yogyakarta pasti kenal dengan restoran Kindai yang menyajikan makanan khas Banjar. Akhirnya setelah cuma sempet nyicipin di Jogja, saya berkesempatan untuk menikmati Soto Banjar di daerahnya langsung.

Soto Banjar Bang Amat terletak di Jl. Banua Anyar RT 04 No. 13 Banjarmasin. Restoran ini terletak di tepi sungai dan selalu ramai pengunjung. Saat makan, pengunjung disuguhkan dengan hiburan musik khas Banjarmasin.

Cara memakan soto Banjar bisa dengan nasi atau lontong. Namun, yang khas adalah dengan lontong. Saya memesan soto Banjar lontong 1 porsi (RP 23.000) yang ternyata porsinya juga banyak banget. Orang Banjar ini makannya pada banyak-banyak yaa? Hehehe.
Harga makanan di Soto Banjar Bang Amat juga cukup terjangkau, mulai Rp 8.000 (topping tambahan paha/ dada ayam) sampai Rp 30.000 (nasi rawon). Soto Banjarnya rasanya enak dan segar. Puas banget deh kulineran di Banjarmasin ini.
Nah Travelers, sekian cerita saya tentang kunjungan singkat ke Banjarmasin. Kalau kamu berencana pergi ke Banjarmasin, jangan lupa kunjungi tempat-tempat yang saya rekomendasikan ini ya. Nggak bakal nyesal, deh 🙂
Happy traveling!
Wahhh seru ya..Gara-gara bumper jempol itu pun sampai sekarang saya masih penasaran dengan pasar terapung itu 😀
Kece banget mbak pokoknya.. kereen hihihi
Beneran masih asli ya Mbak pasar terapungnya, nggak kebayang perahu sebanyak itu kalau da salah satu yg terbalik heeem, orang banjar masih berani-berani ya 🙂
Iya mas asli saya mah penakut kalau disuruh naik perahu-perahu itu hehe tapi sepertinya para penjualnya berani-berani bangeet
wah aku juga pernah sambil nikmati soto banjar
Asik ya Mba.. mantap 🙂
Lontong Haruan Telur, fotonya asli bikin ngiler banget, Mbak. Semoga bisa main ke Banjarmasin di tahun-tahun keke depan, wkwkwk. Aku penasaran banget sama sistem barter di pasar terapung dan gimana cara mereka bersosialisasi sesama penjualnya
enak banget mbak beneran, aku sampai sekarang masih kebayang-bayang enaknya. Seru banget Mbak berada di pasar terapung, semoga nanti bisa berkunjung ya.
Daku pernah lihat itu yang RCTI, legendaris banget memang. Dan berkat itulah daku jadi tahu pasar terapung, apalagi bakda baca artikel kakak nih makin pengen berkunjung langsung ke sana
Iya.. memorable banget, sampai sekarang juga masih kebayang RCTI itu 🙂
Seru banget! Kira-kira kalau bawa anak bakalan repot gak ya kalau mau ke pasar apungnya. Keren kayaknya buat foto di sana.
Btw ,itu makanannya apalagisi sotonya kenapa memanggil gitu ya ,
Enggak sih Mbak, gak repot sama sekali karena perahunya nyaman menurutku. Durasj tripnya juga hanya sekitar 2,5 jam (dari hotel kembali ke hotel) jadi nggak lama-lama banget 🙂
MashaAllah indahnya, belum kesampaian kesana waktu Masih kerja Di Maskapai. Metode barter Masih berlaku yah disana, benar benar tujuan wisata yang harus dilestarikan.
Waah kerja di maskapai mana mbak dulu?
Asyik banget, Mbaa, jalan-jalannya. Iya, kalau berkunjung ke suatu daerah sebisa mungkin juga mencicipi pengalaman otentik yang cuma ada di sana, ya. Bahkan makanan pun, walaupun belum tentu sesuai sama lidah kita, tapi enggak ada salahnya mencoba yang asli di daerah asalnya. Jadi kenangan yang enggak terlupakan, deh.
Betul Mba, aku ketika berkunjung ke suatu daerah selalu menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner khasnya, biar ada kenangan tersendiri, entah itu enak atau gak enak hehehehe
haduuuh aku kangen Banjarmasin.. Aku suka banget Soto Banjar Bang Amat, murah tapi enak udah gitu banyak isinya hahaha… Ikan Haruan tuh khas banget dan enak.. Ya ampun aku kangen Kalsel pake banget.. Makasi mba bikin aku flashback hehe.. pasar apung Lok Baintan emang khas banget deh… super luv
Hehe iya mbak ya ampun aku seneng banget haruan enak banget. Seneng banget aku traveling kalau makanannya enak-enak.
Wah seru bannget mbaaa. Semoga makin banyak yg berlibur ke banjarmasin untuk menopang perekonomian lokal. Terimaksih mbaa atas rekomendasinya
Sama-sama Mba 🙂
Keren.. semuanya benar-benar di atas air yaa.. Dan plis.. jangan posting menu makanan pake fotonya.. mana waktunya makan siang.. aku jadi lapeerr.
Hahahaha enakk lohh mba 😀
Rumah Suku Banjar mirip dengan Kampong Ayer di Brunei sini. Duh, jadi pingin main ke Banjarmasin dan berwisata ke Pasar Terapung. Apalagi makan Soto Banjar di tempat aslinya pasti rasanya lebih istimewa ya.
Waah mirip di Brunei ya Mbak. Iya mbak asyik banget makan soto banjar di daerahnya 🙂
Keren bgt sih, pemandangannya bagus, tempatnya bagus, spotnya keren, jd pgn kesana rasanya huhu seru bgt kayaknya pengalaman
Aku kok lihat foto diatas jadi teringat sama salah satu iklan di tv swasta ya, hehehheee… Aku belum pernah menemukan pasar terapung seperti ini, pengen sesekali deh buat bikin city scape disana sekalian hunting foto.
Pertama lihat gambarnya langsung auto ingat RCTI jaman old, heheheh. Belanja langsung di pasar terapung gini seru ya Mbak, apalagi ternyata mereka jualannya agresif ya, baru tahu, hihihih.
Eh Mna Diani kapan ke Banjarmasin? Kebetulan aku tinggal di sini, hehe. Wah sudah dijelajahi semua nih wisata Banjarmasin 😀
Wahhh mantap Mbaa.. aku ga tau kalo Mba Tri tinggal di Banjarmasin 😀 Indah banget Mbak, kapan-kapan aku mau berkunjung lagi.
Pengalaman seru ya mba. Ini kalau naik kapalnya ada biaya kah mba? Untuk naik kapal durasi biasanya berapa lama mba? Atau tersedia banyak kapal ya? Jadinya nggak perlu antri
Kalau aku sudah termasuk paket nginep di Swissbel Mbak jadi gak bayar apa-apa lagi. Kalau tur doang, via Swissbel juga bisa, ada paket sama sarapan Rp 150.000z tapi kalau mau lebih murah lagi lebih baik sewa travel agent lokal. Kapalnya sih ada banyak jadi ga perlu antri.
wah aku terbawa ke salah satu iklan di masa kecil kak dan juga kalo dilihat rumah rumah suku banjar bisa dibilang agak mirip dengan rumah apung yang ada di kota palembang ya kak dan juga lontong haluan sama lontong banjar bikun mupeng liatnya.
Iya, semacam rumah apung begitu mbak. Hehe aku masih kebayang-bayang juga sama lontongnya Mbak.. love bangeet
Aku malah mau banget punya pengalaman naik sampan ini yg jualan sayur dan berfoto-foto mbaaa hihi. Waah soto Banjarnya menggoda banget ituuu hihi.
nanti bisa nyobain kalau mampir ke Banjar ya Mbak 🙂
Barokallah bisa menyaksikan secara langsung ya mba. Aku masih jadi angan angan nih. Pengen ke sini kapan2 semoga ada rejeki. Aaamiin.
Amiin Mbak.. 🙂
Seru banget ini ya kalau main ke pasar apung Lok Baintan Banjarmasin, aku belum pernah soalnya. Jadi ingin mengagendakan bersama dengan teman-teman foto untuk main kesana dan sekalian eksplor.
Pasar ini memang menarik banget dan kemarin ke sana juga hehehehehe. Sayang nggak dapat pemandangan cantik karena kabut asap.
Waduuh kabut asap ya mbak 🙁 semoga gak ada bakar-bakar hutan lagi.
Unik bgt ya mbak. Kok pikiran mbaknya sama dengan ku, aku mikir kl aku naik ke kapal itu terus terbalik kapal nya gmn (secara aku juga berat min ga bisa berenang).
Dan pas banget setelah aku pulang dari sana, beberapa hari kemudian ada berita ibu-ibu kecemplung di Lok Baintan :)) terbukti kan ketakutanku hehe
Ngidam banget ke pasar terapunya Banjarmasin. Kapan yaaa?
Cantiik mba pasar apungnya 🙂
Padahal bakalan menarik jika berfoto di antara para penjual saat di aja ke tengah, tapi aku setuju juga dengan pilihan mbak diani, mendingn cari aman aja yang penting mata sudah melihat aktivitas yang tidak ada di jakarta.
Betul sih dan pasti keren banget kalau foto dengan drone 🙂
Pasar terapung memang identik banget sama banjarmasin, jd memang harus banget ke sini. Kebetulan aku jg blom prnah hehehe
Mampir mbakk.. 🙂
Oh iya… soto banjar memang enak banget. Gurih! Lontong Orari belum pernah nyoba. Dulu waktu saya wisata ke Banjarmasin, pas bulan puasa. Jadi, tiap sore saya jajan macam-macam penganan di pasar dan tepi jalan. Jadi pengin main ke Banjarmasin lagi…
Wahh sayang belum sempat kulineran yaa 🙂
Wahh seru banget cerita perjalanannya ke pasar Lok Baintan mbak. Foto-fotonya cakep semua.
Salam kenal dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi
Terima kasih 🙂
Waaah ini iklan RCTI oke jaman aku SD . Hihihi. Bagus ya mbak tempatnya. Kayak floating market di Thailand yaa…
Cakeep banget tempatnya 🙂
Oke. FIrst, sepertinya kita satu angkatan hahahaha.
Wah menarik nih udah termasuk paket menginap di SwisBell Banjarmasin, apalagi hotelnya udah terjamin kenyamanan dan kualitasnya. Aku membayangkan suatu hari transportasi umum di Banjarmasin bisa terintegrasi antara transportasi darat (bus kota) dan air seperti Bangkok atau Palembang.
Harga Rp37.000 kok rasanya mahal ya untuk seporsi lontong, meski dibilang porsinya banyak sekalipun. Di Bandung, seporsi lontong Rp10.000-Rp13.000 biasanya. Porsinya sebanyak apa? Mengingat gue adalah cowok dengan porsi makan terbatas hehe, warteg atau nasi padang aja minta setengah porsi.
Wah keren juga kalau bisa terintegrasi antara transportasi darat dan air. Emang agak mahal sih, tapi enak gimana dong? Hahaha
Duh racun banget. Sejak liat di RCTI tempo dulu, udah terpesona banget sama Pasar Apung Lok Baintan.
Betul… benar-benar legendaris..
Duh, pengen banget main ke pasar terapung Lok Baintan. Seru kali ya kalau bisa hopping dari satu perahu ke perahu lainnya. Ahahaha
Saya juga pengen shoot kondisi pasar ini dari atas dengan menggunakan drone, pasti bagus banget hasilnya.
Terima kasih ya sudah berbagi cerita 🙂
Iya penasaran banget pengen shoot dengan drone, pasti kereen 🙂
ah lontong haruan. Sedap banget itu dah ! Orang Banjar palinng pinter ngolah ikan sunngai. Kadang dalam sayur asem pun dimasukin ikan sungai. Udah coba ikan lais bakar ? Waw pokonya
wah belum nyobain, baru patin bakar aja.. sedaap 😀
Aku pengen tahu rumah tradisionalnya nih. Dalemnya kayak apa. Ada yaa tur naik perahunya? Kayaknya pengalaman seru deh. Jadi bisa request sejak di hotel ya?
Bagus dong. Sekalian promo wisata setempat.
Ada Mbak, jadi bener-bener effortless karena naik kapalnya dari depan hotel.
Sejak lihat iklan jempolnya nenek-nenek itu aku memendam keinginan berkunjung ke Pasar terapung ini deh
Suasana pasarnya terlihat akrab dan cukup ramai ya
Itu kalau kita mau belanja tapi gak bisa nyetir perahu gimana dong, tambah pula gak bisa berenang kayak aku
Deg degan pastinya ya hahaha
Nggak perlu nyetir perahu mba, tinggal foto-foto aja tapi kok ya aku takut kebalik terus nyebur hahaha
Waah…pengen ke sana juga niih..suasananya asyik ya di Banjarmasin. Lebih asyik lagi paket wisata ini sdh termasuk fasilitas hotel ya.. mantaab..
iya, jadi gak pake repot lagi, hehehe
Berkunjung ke pasar sudah termasuk biaya menginap di hotel.
Asyik bener!!! Boleh nih buat recomend kalau ke Banjarmasin.
Aku penasaran dengan aktivitas barter tersebut. Seperti apa barang-barang yang layak untuk dibarter bagi mereka
Kalau barter, saya melihatnya dengan sesama pedagang. Misal, buah-buahan ditukar dengan sayur, seperti itu 😀
memang ngelihat foto-foto yang kamu tampilkan ini jadi kebayang2 wajah nenek RCTI mba haha, pengen juga deh ngerasain langsung seperti apa belanja di pasar terapung itu..
rasanya seru banget, dan harus dikunjungi minimal sekali dalam seumur hidup deh hehe 🙂
jadi kangen banjarmasin nih, waktu ke pasar terapung berangkat pagi-pagi sekali, dari gelap gulita dan sampai tujuan udah terang aja, sejauh itu hahaha, tapi seru bisa ngobrol sama warga sekitar, cobain belanja kue dari ibu ibu diatas sampannya
Betul memang pengalaman tak terlupakan, yang penting ga kesiangan kalau ke sana 😀