“Kalau pergi Haji 1 bulan, atau maksimal 40 – 45 hari, lantas menstruasinya bagaimana ya?” pikir saya saat hendak berangkat ke Tanah Suci.
Sedikit banyak, haid/ menstruasi memang menjadi momok bagi kaum hawa yang hendak melaksanakan ibadah ke Tanah Suci seperti Haji dan Umrah. Ya bagaimana, sayang banget kan kalau sudah jauh-jauh ke Tanah Suci malah tidak bisa beribadah karena menstruasi? Hehe, ya betul juga sih.
Kapsul Penunda Menstruasi, Yes or No?

Beberapa perempuan memilih meminum kapsul penunda menstruasi seperti Primolut agar tamu bulanan tidak jadi datang. Namun, meminum kapsul penunda menstruasi bukannya tanpa resiko.
Pada saat saya hendak berangkat Umrah tahun 2015, saya meminum Primolut karena takut tamu bulanan datang. Namun, yang terjadi adalah perut saya sakit melilit, kepala saya pusing, dan badan saya pegal-pegal. Saya langsung menghentikan obat tersebut dan berpasrah diri kepada Allah Swt. Alhamdulillah, tamu bulanan tidak mengganggu ibadah saya.
Baca Juga: Pengalaman Haji: 28 Hari di Tanah Suci
Pada saat berangkat Haji kemarin, belajar dari pengalaman waktu Umrah, saya tidak meminum kapsul penunda menstruasi. Apa yang terjadi terjadilah, saya sudah memasrahkan diri kepada Allah Swt. Yang penting, tamu bulanan saya tidak datang pada saat ibadah inti Haji seperti Wukuf, Tawaf Ifadah, dan lempar Jumrah.
Menstruasi Datang Juga
Alhamdulillah, ketika berada di dalam penerbangan Jakarta – Madinah, tamu bulanan saya datang (maju 4 hari dari siklus biasanya). Walhasil, saya ngubek-ngubek koper kabin untuk mencari menstrual cup.
Baca juga: Review Lunette Menstrual Cup
Oleh karena saya menstruasi di minggu pertama saya di Tanah Suci, saya melewatkan kesempatan untuk beribadah di Masjid Nabawi. Namun, di hari terakhir di Madinah, alhamdulillah mens saya berhenti sehingga saya sempat sholat di masjid, walaupun cuma 1 kali saja 🙂
Efek Samping Kapsul Penunda Menstruasi
Jamaah lain dan tour leader saya bertanya mengapa saya tidak meminum Primolut. Saya kasih tahu ya, menstruasi yang ditahan-tahan itu bikin badan nggak enak, pusing, sakit perut, sakit pinggang, dan sederet efek samping lainnya.
Beberapa minggu kemudian, beberapa jamaah mengeluh bahwa mereka “jebol” dan mendapat menstruasi di Tanah Suci. Oleh karena meminum Primolut, darah menstruasi yang keluar menjadi tidak lancar (sedikit demi sedikit) sehingga periode mens menjadi lebih lama. Hmm, jadi lebih repot ya kalau seperti ini.
Di sini, saya tidak akan membahas mengenai haid saat berhaji dari segi agama, karena saya tidak memiliki kompetensi untuk itu. Namun, yang saya sarankan bagi siapapun perempuan muslim yang akan melaksanakan Haji atau Umroh, tidak perlu meminum obat penahan haid karena akan menimbulkan masalah lain. Cukup berdoa dan berserah diri, semoga Allah Swt. senantiasa memberikan perlindungan dan rahmatnya untuk kita.
Ada yang punya pengalaman haid pada saat Umrah atau Haji? Share ceritamu, yuk.
Belum pernah berhaji. Mudah-mudahan segera diunddiundang Allah ke sana.. Tapi saya punya “Uwa” (kakak perempuan dari ibu saya yang suka minum pil kb saat bulan ramadhan dan berhaji/umroh. Waktu itu saya mikirnya iya ya enak ga usah gantiin di luar bulan ramadhan karena shaumnya jadi ga bolong gegara mens .Baca ini jadi berubah pikiran, mending ikutin fitrah ajaaja, wanita yang belum menopause memang sudah seharusnya menstruasi tiap bulan dan itu wajar. Ga mens malah jadi ga wajar..
Bener Mbak.. ikutin fitrahnya aja. Kemarin liat yang pada minum obat penahan haid malah pas jebol mensnya keluar sedikit-sedikit, jadi nggak tuntas. Mens kan sudah fitrahnya perempuan jadi diterima aja.
aku pikir memang efektif banget pake penunda haid gitu, ternyata banyak efek sampingnya ya mbak.. makasih informasinya mbak..
mendingan gak usah mbak.. Sama-sama ya Mbak 🙂