• Aviation
    • Airport Review
    • Air Travel Guide
    • Aviation Facts
    • Safety and Emergency
    • Aviation-Related Profession
    • Public Relations
  • Travel Story
    • Jawa
      • Jakarta
      • Banten
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Yogyakarta
    • Sumatera
      • Lampung
      • Sumatera Utara
    • Bali
    • Kalimantan
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
    • Sulawesi
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
    • Nusa Tenggara
      • Nusa Tenggara Barat
      • Nusa Tenggara Timur
    • Overseas
      • Hongkong
      • Saudi Arabia
    • Haji
    • Travel Tips
  • Food
  • Personal
    • Health
    • Marriage
    • Thoughts
  • Sponsored
  • About

Diani Sekaring

Travel Blog

DIANISEKARING HAJI

Pengalaman Haji: 28 Hari di Tanah Suci

Agustus 21, 2019 Comments : 57

Mungkin masih banyak diantara teman-teman sekalian yang bingung dan belum ada bayangan sama sekali, sebetulnya ibadah Haji itu ngapain aja sih? Apa saja urutan-urutannya? Kenapa bisa memakan waktu sampai lama banget? Nah, berikut ini saya akan menjabarkan pengalaman saya selama berhaji di Tanah Suci.

Oh ya, saya menggunakan Haji Plus oleh travel Patuna. Buat yang masih bingung bedanya Haji Reguler dan Plus, baca ini dulu ya.

Baca Juga: Haji Reguler vs Plus, Pilih Mana?

Minggu #1: Madinah

Masjid Nabawi

Setelah landing di Madinah, kami langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Jarak antara hotel dengan pintu Masjid Nabawi kira-kira 500 m. Kegiatan di Madinah berisi seputar sholat 5 waktu, ziarah ke Raudhah, serta ziarah kota Madinah (Masjid Quba, kebun kurma, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud).

Tips: Usahakan untuk berada di dalam Masjid Nabawi hingga waktu Syuruq (matahari terbit) agar bisa melihat kubah Masjid Nabawi yang dibuka. Cantik banget!

Kubah Masjid Nabawi Setelah Dibuka

Minggu #2: Mekah

Sesampainya di kota Mekah, kami langsung melaksanakan ibadah umrah yang pertama. Ibadah umrah ini merupakan syarat dari pelaksanaan Haji Tamattu yang akan saya kerjakan.

Urutan pelaksanaan ibadah umrah

1.Mengambil miqat dan niat ihram

Sebelum masuk kota Mekah, jamaah diwajibkan untuk mengambil miqat dan niat ihram. Saat niat sudah dilafazkan, berlaku larangan-larangan ihram, diantaranya adalah: dilarang menggunakan pakaian berjahit bagi laki-laki, membunuh binatang, memotong kuku, mencukur rambut, memakai wangi-wangian, menikah/ menjadi wali nikah, dan berhubungan suami istri. Apabila larangan ihram ini dilanggar, maka harus membayar dam (denda).

Tawaf

2. Tawaf

Tawaf adalah berjalan mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam 7 kali putaran.

3. Sa’i

Sai adalah berjalan di antara bukit Shafa dan Marwah 7 kali putaran, diawali di bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah.

4. Tahallul

Tahallul adalah menghalalkan diri dari larangan ihram, dengan cara memotong minimal 3 helai rambut. Setelah tahallul dilaksanakan, maka larangan ihram sudah tidak berlaku lagi.

Cantiknya Masjidil Haram

Cantiknya Masjidil Haram

Selama sholat di Masjidil Haram, saya tak henti mengagumi keindahan arsitektur masjid ini. Luar biasa detail, mewah, dan cantik!

Jabal Rahmah

Selama di Mekah, kami melaksanakan sholat 5 waktu di Masjidil Haram serta ziarah napak tilas sejarah Nabi Muhammad Saw. ke Jabal Nur, Jabal Tsur, Mina, Muzdalifah, dan Jabal Rahmah.

Baca juga:  Review Javamifi Pocket Wifi Paket Haji

Minggu #3 #4 Aziziyah – Arafah – Mina – Mekah

Aziziyah merupakan daerah hotel transit yang berbatasan dengan Mina. Aziziyah inilah yang menjadi tempat transit kami selama mabit (bermalam) di Mina. Selama di Aziziyah, kegiatan diisi dengan sholat 5 waktu berjamaah, pengajian, serta pendalaman tentang wukuf dan mabit.

Baca Juga: Belajar Sabar Saat Berhaji

Wukuf di Padang Arafah

Suasana Wukuf di dalam tenda Arafah

Pada tanggal 8 Zulhijjah malam, kami berangkat menuju Arafah setelah sebelumnya mandi ihram dan mengucapkan niat Haji: “Labbaik Allahumma Hajjan”. Sepanjang perjalanan, jamaah disarankan untuk berzikir dan membaca talbiyah sebagai persiapan untuk menjalankan wukuf.

Sesampainya di tenda Arafah pada tengah malam, kami langsung beristirahat di kasur lipat yang sudah disiapkan oleh Maktab. Ustadz menyarankan agar kami memanfaatkan waktu yang tersisa untuk beristirahat, sebelum melaksanakan wukuf pada pagi harinya.

Wukuf sendiri berarti berdiam diri. Dimulai pada saat matahari terbit sampai dengan terbenam pada tanggal 9 Zulhijjah. Selama hari tersebut, ibadah diisi dengan berdoa, memohon ampun, berzikir, membaca Al Quran, dan lainnya.

Selesai azan Zuhur, kami mendengarkan khotbah Wukuf dan sholat Zuhur serta Ashar. Acara dilanjutkan dengan istirahat dan berdoa bersama. Perasaan saya ketika Wukuf sungguh tidak bisa digambarkan dengan kata-kata: haru, sedih, takut, sebuah perasaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Pada saat Wukuf, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya di Arafah sehingga suasana menjadi sejuk. Subhanallah, semoga menambah rahmat dan berkah pada hari itu.

Tawaf Ifadah, Sa’i, dan Tahallul

Tepat pukul 09.00 malam, kami bertolak naik bus ke Muzdalifah. Di Muzdalifah ini, biasanya para jamaah Haji Reguler akan turun, mencari batu kerikil untuk lempar jumrah, dan bermalam (tanpa tenda). Namun, kami cukup berdiam diri di dalam bus selama beberapa saat (setelah sampai di Muzdalifah), kemudian langsung menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Tawaf Ifadah (salah satu rukun Haji) pada dini hari. Pihak travel sudah menyediakan batu untuk lempar jumrah bagi jamaah, sehingga tidak perlu mencari batu sendiri.

Baca juga:  Menikmati Sunyi Bandung di Rumah Pohon dan Bukit Bintang

Baca Juga: Belajar Sabar Saat Berhaji

Tawaf Ifadah dilanjutkan dengan Sa’i dan Tahallul Awal. Maksud dari Tahallul Awal adalah sudah melaksanakan 2 dari 3 rukun Haji, sehingga sudah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali berhubungan suami istri. Tahallul Awal ditandai dengan menggunting minimal 3 helai rambut.

Setelah usai Tahallul, kami makan pagi di Hotel Anjum (hotel di dekat Masjidil Haram) kemudian kembali ke Aziziyah. Walaupun jarak Masjidil Haram – Aziziyah tidak terlalu jauh, namun ketika musim Haji, untuk menuju ke sana dibutuhkan waktu berjam-jam. Walhasil, kami baru sampai di Aziziyah pada pukul 12.00 siang.

Lontar Jumrah dan Mabit di Mina

Jumrah Aqabah

Malam harinya, kami berjalan kaki dari Aziziyah menuju Jamarat (tempat lempar jumrah) untuk melempar Jumrah Aqabah (jumrah besar). Jamarat terdiri dari 5 lantai yang memiliki pintu masuk yang berbeda-beda. Lempar jumrah dilakukan sebanyak 7 kali dengan membaca “Bismillahi Allahu Akbar”. Alhamdulillah, malam itu Jamarat cukup sepi sehingga kami dapat melempar jumrah dengan leluasa. Setelah lempar jumrah Aqabah, maka kami telah melakukan Tahallul Akhir sehingga terlepas dari seluruh larangan ihram.

Seusai lempar Jumrah, kami berjalan kaki menuju Maktab/ tenda di Mina untuk melaksanakan mabit (bermalam). Mabit dilakukan selama 6 jam. Sekitar jam 02.30 pagi, kami pulang dengan berjalan kaki ke Aziziyah. Sebagai informasi, untuk jamaah Haji Reguler dan jamaah Haji Khusus yang tidak memiliki apartemen transit, maka selama prosesi lempar Jumrah tinggal di tenda Mina.

Jalan menuju ke Jamarat

Keesokan malamnya, kami kembali ke Jamarat untuk melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah masing-masing sebanyak 7 kali. Seharusnya, setelah lempar jumrah kami Mabit di Mina, namun malam itu Mina baru dilanda hujan deras sehingga tenda kami bocor dan basah, serta tidak mungkin untuk ditempati. Akhirnya, kami pulang dan bermalam di Aziziyah, dan pihak Patuna membayar Dam/ denda yang ditentukan.

Keesokan harinya setelah Zuhur, kami kembali ke Jamarat untuk melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah masing-masing sebanyak 7 kali untuk yang terakhir kalinya. Luar biasa perjuangannya ternyata kalau ke Jamarat di siang hari. Ramai dan panasnya luar biasa!

Baca juga:  Pengalaman Pertama Melihat Gerhana Matahari Total di Bandara
Jalan kaki menuju Jamarat
5 lantai Jamarat
Lautan manusia

Seketika kepala saya langsung berkunang-kunang karena kepanasan. Setelah lempar jumrah selesai, kami kembali ke Aziziyah dan membereskan koper untuk dibawa pulang ke Jeddah.

Tawaf Wada

Sebelum meninggalkan kota Mekah, kami melaksanakan Tawaf Wada, atau tawaf perpisahan dengan kota Mekah. Siang itu, Masjidil Haram sangat padat sehingga untuk melaksanakan Tawaf Wada dibutuhkan tenaga ekstra.

Usai Tawaf Wada, seluruh amalan-amalan Haji selesai. Alhamdulillah, lega banget! Setelah itu, kami menuju Jeddah untuk terbang menuju Jakarta 2 hari kemudian.

Tips Melaksanakan Ibadah Haji ke Tanah Suci

1.Bawa pakaian secukupnya saja. Jika kehabisan baju, tinggal mencuci di hotel. Untuk list packing persiapan Haji, bisa dilihat di sini.

2. Gunakan sepatu yang nyaman, kalau bisa tanpa tali agar tidak ribet. Rekomendasi saya: Skechers.

3. Bawa kantong sendal/ sepatu untuk menyimpan alas kaki kita selama berada di masjid. Kantong ini harus dibawa sendiri dan tidak boleh dititipkan ke orang lain, karena kemungkinan kita akan berpisah di masjid.

4. Bawa kacamata hitam, sunblock, masker, dan topi untuk menghalau panasnya Tanah Suci. Gunakan masker selalu agar tidak terpapar penyakit dari jamaah lain (biasanya, banyak jamaah yang batuk/ bersin tanpa menutup mulut)

5. Bawa botol minum kosong untuk diisi air zam-zam. Minum air putih yang banyak agar tidak dehidrasi.

6. Bawa spray/ semprotan air untuk disemprotkan ke wajah dan anggota tubuh lain jika sedang kepanasan. Spray ini juga bisa digunakan untuk berwudu.

7. Ikhlas dan sabar, karena cobaan akan datang dari segala arah, hehehe.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi teman-teman yang berencana untuk menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci. Semoga yang belum pernah ke Tanah Suci segera dicukupkan rezekinya untuk memenuhi panggilan Ilahi. Amin ya Rabbal Alamin 🙂

Baca juga:
Asyiknya Wisata Bersama Anak di The Branchsto BSD
Healing Ala Bali di Villa Aman D'Sini
Review The Onsen Hot Spring Resort Batu
Review Hotel Grand Mercure Malang Mirama

57 Comments Categories: Haji, Overseas, Saudi Arabia, Travel, Travel Story

Komentar

  1. Jasmi Bakri mengatakan

    Agustus 22, 2019 pada 10:37 pm

    Labbaikallahumma labbaik.. Terharu banget baca ceritanya sambil deg2an juga karna memang niat bgy bisa at least sekali aja jadi tamu Allah.. Thanks for sharing mbak..

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 22, 2019 pada 10:45 pm

      Alhamdulillah, sama-sama semoga bermanfaat ya Mbak 🙂

  2. Hastira mengatakan

    Agustus 23, 2019 pada 2:32 am

    wah semog amenjadi haji mabrur

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Agustus 23, 2019 pada 12:34 pm

      Amiin, terima kasih ya Mbak..

  3. Ibadah Mimpi mengatakan

    September 29, 2019 pada 6:37 pm

    Wahhh semoga suatu saat kami bisa menjejakkan kaki di tanah para nabi ini mbak.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      September 29, 2019 pada 9:09 pm

      Amiin ya rabbal alamin 🙂

  4. Herva Yulyanti mengatakan

    November 12, 2019 pada 6:24 pm

    MasyaAlloh langsung solawat melihat fotonya, membaca tipsnya 🙂 semoga bisa segera melangkahkan kaki ke sana aamiin

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 12, 2019 pada 6:30 pm

      Amiin ya Allah Mba.. 🙂

  5. Herva Yulyanti mengatakan

    November 12, 2019 pada 6:25 pm

    MasyaAlloh semoga bisa ke sana menyusul mba , melihat fotona membaca oengalamannya 🙂 makasih sharingnya mba

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 12, 2019 pada 6:31 pm

      Amiin sama-sama Mba 🙂

  6. Alfa Kurnia mengatakan

    November 12, 2019 pada 7:37 pm

    MasyaAllah, selamat ya, Mbak sudah menunaikan ibadah haji. Semoga saya bisa menyusul. Kalau melihat kegiatan selama di tanah suci memang padat sekali ya, Mbak. Benar-benar harus mempersiapkan fisik semaksimal mungkin kalau mau berhaji.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 12, 2019 pada 7:59 pm

      Amin ya robbal alamin.. di beberapa waktu agendanya padat, namun ada juga waktu luangnya Mbak 🙂

  7. bloggergunung mengatakan

    November 13, 2019 pada 11:22 am

    Duh perjalanan religi yang bikin saya menguatkan hati ingin segera berkesempatan ke sana. Semoga muslimin dan muslimat bisa disegerakan menjadi tamu Nya. Amin.

    Salam
    Okti

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 13, 2019 pada 11:56 am

      Amiin ya Allah mbak 🙂

  8. Finaira Kara mengatakan

    November 13, 2019 pada 1:35 pm

    MasyaAllah, semoga perjalanannya menjadikan iman kian kuat, ya, Mbak. Aku berharap sekali dapat lekas menginjakkan kaki di Tanah Haram ini.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 13, 2019 pada 6:20 pm

      Amin ya rabbal alamin Mbak..

  9. Fenni Bungsu mengatakan

    November 13, 2019 pada 3:06 pm

    Yang nomor 7 itu tepat kak, karena segala sesuatu memang sudah harus diikhlaskan hanya kepada Allah Swt apapun itu. Jadi harus siap

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 13, 2019 pada 6:21 pm

      Betul Mbak.. karena cobaan paling besar disini adalah ujian kesabaran

  10. iyhadika mengatakan

    November 14, 2019 pada 9:29 am

    MasyaAllah liatnya aku terharu dan seketika sedih karena ingin kesana, destinasi yg jadi incaran semua muslim. Tipsnya bermanfaat bgt mb, semoga next time akupun bisa merasakan kesana

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 14, 2019 pada 6:14 pm

      Amiin mba.. semoga dimudahkan jalannya ya Mba 🙂

  11. Tian Lustiana mengatakan

    November 14, 2019 pada 11:28 am

    Masya allah tabarakallah perjalanan yang insya allah menambah keimanan dan ketaatan pada Allah. mudah2an Allah mudahkan saya supaya bisa segera ke tanah suci, aamiin.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 14, 2019 pada 6:16 pm

      Amiin ya Allah Mba, semoga disegerakan ke Tanah Suci Mba 🙂

  12. Tian Lustiana mengatakan

    November 14, 2019 pada 11:29 am

    Masya Allah Tabarakallah, perjalanan yang indah guna menambah keimanan dan ketakwaan pada Allah, smeoga Allah mudahkan saya segera ke tanah suci, aamiin.

    Balas
  13. Enny Ratnawati mengatakan

    November 14, 2019 pada 1:40 pm

    Terima kasih tulisannya kak. Bermanfaat bgt buat persiapan naik haji kelak. Inshaallah
    Semoga dimudahkan juga langkah aku dan keluarga ke Tanah Suci buat berhaji. Semoga mabrur ya kak hajinya..

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 14, 2019 pada 6:16 pm

      Alhamdulillah mbak terima kasih, semoga bermanfaat. Amiin ya robbal alamin mbak..

  14. Renayku mengatakan

    November 14, 2019 pada 5:56 pm

    Masya Allah mba Diani udah haji. Aku masih rencana hehe umroh aja belum. Semoga disegerakan.. aamiin.. hajinya thn brp ini mba? Kalo haji plus ga perlu nunggu bertahun2 ya kyk haji biasa?

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 14, 2019 pada 6:17 pm

      Alhamdulillah Mbak atas izin Allah Swt. Aku haji plus nunggu 6 tahun mbak, tergantung antrian dan kuotanya di tahun tersebut 🙂

  15. leilaniwanda mengatakan

    November 14, 2019 pada 6:00 pm

    Ma sya Allah senangnyaaa, Mba, sudah menunaikan kewajiban ke sana. Terima kasih untuk tipsnya, ya, Mbak. Semoga kami bisa segera menyusul. Walaupun kadang hujan, tetap sepanas itu ya ternyata.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 14, 2019 pada 6:18 pm

      Sama-sama Mbak semoga bermanfaat.. iya Mbak panasnya luar biasa 😀

  16. Fazirotul Firdaus mengatakan

    November 14, 2019 pada 8:50 pm

    Ya Allah, jadi pengen kesana juga. Doakan aku bisa kesana sama keluargaku ya mbak. By the way, thank you tipsnya, membantu banget

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 15, 2019 pada 5:28 am

      Amiin Mbak semoga dipermudah rencana ke sana ya Mbak 🙂

  17. Visya Al Biruni mengatakan

    November 14, 2019 pada 9:43 pm

    Masya Allah tabarakallah Mbak. Beruntung banget sudah pernah merasakannya wangi baitullah :’) Aamiin utk doanya Mba :’) Btw beneran cakep banger viewnya ya Allah..

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 15, 2019 pada 5:29 am

      Pemandangannya tiada tara Mbak di sana 🙂

  18. Afifah Nurul Haq mengatakan

    November 14, 2019 pada 10:31 pm

    Rangkaian ibadahnya panjang juga ya. Bener kata orang2, haji itu ibadah yang paling melibatkan fisik. Belum desak2an dengan jama’ah lainnya ya. Harus disiapin dari sekarang mental, fisik, dan hati, supaya ibadah haji ku nanti bisa maksimal. Makasih mbak atas sharingnya

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 15, 2019 pada 5:29 am

      Amiin Mbak, iya harus siapin mental dari jauh-jauh hari karena disana kita akan bertemu jutaan jamaah dari berbagai belahan dunia.

  19. Aldila Kun Condroweni mengatakan

    November 16, 2019 pada 10:46 am

    Huhuhu jadi pengen ke Baitullah.. Belum pernah ke sana sm sekali.. Paling nggak pengen banget umroh.. Semoga dipermudah hajatnya untuk pergi ke tanah suci..

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 16, 2019 pada 11:05 am

      Amiin ya robbal alamin mbak 🙂

  20. Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) mengatakan

    November 17, 2019 pada 9:52 pm

    Kalau menurutku pengalaman di tanah suci itu sangat berkesan, bahkan rasa kangen melanda ya mbak kalau sudah ingin kembali kesana.

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 17, 2019 pada 11:07 pm

      Iya Mbak, kangen sama rutinitasnya di sana, kangen sama baitullah 🙂

  21. Ayu mengatakan

    November 20, 2019 pada 6:35 pm

    Subhanallah, doain bisa kesana juga ya mbak …

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      November 21, 2019 pada 7:11 am

      Amiin ya Allah semoga segera terwujud Mbak 🙂

  22. imoto mengatakan

    Januari 18, 2020 pada 5:14 pm

    apakah travel patuna melaksanakan tarwiyah dan arbain?
    trims

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Januari 19, 2020 pada 5:56 am

      Kalau Arbain iya, untuk Tarwiyah saya kurang tahu.

  23. Alhijaz Indowisata mengatakan

    Juni 24, 2020 pada 3:07 pm

    Masya Allah… Berangkat haji-nya gak usah nunggu sampe usia lanjut ya Mbak. Baiknya sih emang dari muda udah diniatin berhaji…krn skrg makin lama makin panjang antriannya. Yg haji plus aj udh 5-7 thn. Sambil nunggu waktu antrain, kita bisa pake utk brkt umroh, biar lebih mengenal Tanah Suci… Mudah2an smua dimudahkan utk berhaji dan umroh..

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Juni 27, 2020 pada 1:59 pm

      Betul, kalau ada kesempatan di waktu muda lebih baik karena stamina masih prima. Antrean haji memang makin lama makin panjang, oleh karena itu kalau ada rezeki lebih baik segera mendaftar. Amin ya robbal alamin.

  24. dewi mengatakan

    Desember 10, 2022 pada 8:37 am

    hallo mba.
    kalo di patuna paket coklat menggunakan peswat apa ya??dan apakah tenda di mina sama dengna paket yg lain atau sama?

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Desember 10, 2022 pada 10:14 am

      Halo mba, patuna cokelat kemarin saya menggunakan pesawat Garuda Indonesia PP. Untuk tenda di Mina sepertinya sama mba dengan paket lain (namun berbeda dengan jamaah reguler).

  25. Kiki mengatakan

    Februari 25, 2023 pada 10:15 am

    bismillah, ulasannya sangat bermanfaat mbak
    oia, kannkalo sudah niat ihram tidak boleh pake wewangian kan, nah gimana kalo re apply sunscreen atau sublock nya boleh? tidak membantalkan ihram nya?

    Balas
  26. Kiki mengatakan

    Februari 25, 2023 pada 10:15 am

    bismillah, ulasannya sangat bermanfaat mbak
    oia, kannkalo sudah niat ihram tidak boleh pake wewangian kan, nah gimana kalo re apply sunscreen atau sublock nya boleh? tidak membantalkan ihram nya?

    Balas
  27. Kiki mengatakan

    Februari 25, 2023 pada 10:16 am

    bismillah, ulasannya sangat bermanfaat mbak
    oia, kannkalo sudah niat ihram tidak boleh pake wewangian kan, nah gimana kalo re apply sunscreen atau sublock nya boleh? tidak membantalkan ihram nya?
    trus klo misalnya habis dri BAK/BAB tetap boleh pake sabun kah mbak?

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Maret 6, 2023 pada 12:26 pm

      Alhamdulillah terima kasih Mbak.
      Untuk produk kecantikan dan sabun2an yg penting tidak ada wanginya Mbak..
      banyak dijual di Arab 🙂 Semoga membantu ya Mbak

  28. Ika mengatakan

    Maret 6, 2023 pada 12:22 pm

    Assalamualaikum Mbak, brapa total semua biaya yang dikeluarkan untuk Haji Plus nya Mbak??

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Maret 6, 2023 pada 12:27 pm

      Waalaikumsalam Mbak, waktu keberangkatan tahun 2019, kami keluar biaya sekitar Rp140 jt per orang Mba.

  29. farah henna mengatakan

    Juni 22, 2023 pada 4:47 pm

    Syukron infonya. Sangat Bermanfaat

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Juli 3, 2023 pada 1:30 pm

      Alhamdulillah sami-sami Mbak.. 😀

  30. Niken mengatakan

    Juni 30, 2023 pada 10:04 am

    Assalamu alaikum Mba, untuk haji plus setoran awal kita transfer ke travel agennya atau kita buka rekening tabungan haji terlebih dahulu ya?

    Balas
    • Diani Sekaring Sejati mengatakan

      Juli 3, 2023 pada 1:31 pm

      Waalaikumsalam Mbak Niken, untuk proses haji saya kemarin, tidak membuka tabungan haji mba, jadi seluruh setoran via travel agent. Semoga membantu ya Mbak.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Me

Ibu 2 orang anak yang passionate terhadap dunia aviasi, traveling, dan fotografi. Blog ini berisi kisah perjalanan keluarga kecil kami. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi saya di dianisekaring@gmail.com. Selamat membaca!

search

All About Aviation

Aviation Dianisekaring

Hajj Guide

Haji Dianisekaring

Popular Posts

  • DIANISEKARING Pramugari
    AviationAviation Facts

    Memahami Arti Pengumuman Pramugari di Pesawat

  • DIANISEKARING Penumpang pesawat
    Air Travel GuideAviation

    12 Kesalahan yang Sering Dilakukan Penumpang Pesawat

  • DIANISEKARING Banjarmasin
    KalimantanKalimantan SelatanTravelTravel Story

    Indahnya Wisata Pasar Terapung Lok Baintan Banjarmasin

  • AviationAviation FactsTravel Story

    6 Hal Yang Harus Dilakukan Sebelum Pesawat Lepas Landas

  • DIANISEKARING rumah atsiri
    JawaJawa TengahTravelTravel Story

    Mengenal Minyak Esensial di Rumah Atsiri Indonesia

Recent Posts

  • Food

    Review Walking Drums by The Beach Ancol

  • The branchsto dianisekaring
    BantenJawaTravel

    Asyiknya Wisata Bersama Anak di The Branchsto BSD

  • villa aman d'sini dianisekaring
    FoodJawa BaratTravel

    Healing Ala Bali di Villa Aman D’Sini

  • hutan hujan parung
    Food

    Hutan Hujan: Oase Cantik di Parung Bogor

  • warung tuman
    Food

    Warung Tuman: Asyiknya Makan di Tengah Kampung

Archive

Kumpulan Emak Blogger
Blogger Perempuan
DIANISEKARING IHB
DIANISEKARING Bloggercrony
BloggerHub Indonesia
Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright by Diani Sekaring Sejati, 2022