Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takkaluppa..Wahai angin yang bertiup semilir, aku menitip pesan
Sampaikanlah hingga ke jendela rumahnya
Pada dia yang sering melupakan
Lagu ini adalah cuplikan lagu ‘Anging Mammiri’, lagu daerah Sulawesi Selatan yang sangat populer. Lagu yang syahdu, bagai buaian akan indahnya alam Sulawesi Selatan.
Jadi, ini adalah kali kedua saya menjejakkan kaki di bumi Sulawesi Selatan. Saya memang sudah ingin sekali mengunjungi Rammang-Rammang sejak dahulu. Melihat Instagram feed orang-orang ketika berkunjung ke tempat ini sungguh membuat saya iri.
Rammang-Rammang adalah sebuah daerah pegunungan karst seluas 45.000 hektar yang terletak di Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Keindahan tempat wisata ini terletak pada eksotisme tebing dan pegunungan batu yang mengelilinginya.
Saya berangkat pada hari Jumat pagi bersama 2 orang kawan, Mbak Thio dan Vivi. Kami tiba di Dermaga 1 Rammang-Rammang pada pukul 8-9 pagi. Ternyata, matahari sudah panas menyengat. Untuk bisa mengelilingi Rammang-Rammang, pengunjung diwajibkan menyewa perahu. Untuk perahu berkapasitas 4 orang, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 200.000. Daftar harganya sudah tertera di pintu masuk dermaga.
Pagi itu, belum ada satu pengunjungpun terlihat. Rammang-Rammang sangat sepi, bagaikan milik sendiri. Kami dipandu oleh seorang bapak tua yang mengenakan sarung dan sendal jepit. Tak lama setelah perahu mulai meluncur, saya disuguhi oleh pemandangan indah ini. Selamat datang di Rammang-Rammang!
Perahu kami berjalan berkelok menyusuri aliran sungai, terkadang melewati terowongan batu atau jembatan. Selama perjalanan, tak henti saya berdecak kagum melihat indahnya pegunungan batu Rammang-Rammang. Begitu tinggi menjulang dengan gagahnya.
Sekitar 20 menit kemudian, perahu kami merapat ke Desa Salenrang. Di depan mata saya, terhampar dengan cantiknya pemandangan khas pedesaan dengan latar pegunungan karst di belakangnya.
Rammang-Rammang dalam bahasa asli Makassar berarti awan atau kabut. Tempat ini dinamai demikian karena selalu berkabut pada pagi hari, tak peduli musim apapun itu. Saya langsung membayangkan indahnya matahari terbit di Rammang-Rammang.
Di Desa Salenrang, Rammang-Rammang ini kita bisa melihat kehidupan masyarakat desa. Penduduk yang sedang menanam padi, sapi yang sedang merumput, hingga kawanan bebek yang berenang di empang sungguh menambah asrinya kawasan ini. Duh, seandainya saya datang lebih pagi, pasti suasananya akan lebih indah!
Kami berjalan menyusuri lumpur dan pematang sawah menuju goa yang terletak di dinding gunung batu. Disinilah petualangan kami bermula. Tak jarang kami hampir terjerembab ke dalam lumpur atau kubangan air setinggi lutut karena jalan setapak yang tertutup oleh rimbunnya rumput. Walhasil, sepatu saya yang semula berwarna biru tua berubah menjadi cokelat. Bagi yang ingin berkunjung ke sini, saya sangat menyarankan untuk menggunakan ransel, sepatu tertutup, dan celana panjang dari bahan yang cepat kering.
Teriknya matahari Rammang-Rammang siang itu membuat kami bercucuran keringat. Setelah kurang lebih 20 menit berjalan kaki menyusuri jebakan batman, kami sampai ke goa. Indahnya pahatan alam membuat saya tak henti mengagumi tempat ini.
Mengikuti si Bapak, kami berjalan menyusuri bukit kapur yang tajam. Wah, kalau kesini pakai sandal jepit, dijamin sudah luka-luka deh. Dari puncak bukit, kami duduk istirahat sejenak menikmati minuman dingin dan berfoto.
Total waktu yang kami habiskan untuk mengelilingi Rammang-Rammang kira-kira 2 jam. Seandainya kami datang lebih pagi, tentu cuaca akan lebih nyaman karena tidak terlalu terik. See you again, Rammang-Rammang!
Tips berkunjung ke Rammang-Rammang:
- Pergi secara berombongan akan lebih murah, karena pengunjung harus menyewa perahu. Minimal ber 3-4 orang.
- Gunakan sunblock, kacamata hitam, topi/ payung.
- Datanglah sepagi mungkin. Selain sepi pengunjung, pemandangan Rammang-Rammang di pagi hari konon luar biasa indah. Selain itu, cuaca cenderung sejuk dan bersahabat.
Bon vacances!
Mba Diani, gimana cara ke Rammang Rammang yah kalau dari Makassar? Pakai agent kah?
Aku kebetulan kemarin dianterin driver kantor mbak. Harusnya banyak sih sewa mobil di sana. Enak sewa mobil mbak, habis dari Rammang-Rammang, melipir ke Helena Skybridge di Bantimurung, terus ke Leang-Leang. Topp banget udah.
Ini semua bisa dalam waktu sehari kah? Atau setengah hari juga bisa?
Setengah hari aku mbak karena lokasinya berdekatan