Berwisata ke Bandung tanpa cafe hopping, shopping di mall, dan kegiatan hedon ‘khas Bandung’ lainnya? Tentu bisa.
Pertengahan Oktober lalu, saya berwisata menikmati alam di daerah Cicalengka, Kabupaten Bandung. Tujuan utama dari trip ini adalah Rumah Pohon yang terletak di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Cicalengka, kurang lebih 30 km dari pusat kota Bandung.
Diselenggarakan oleh Travollution, perjalanan kali ini menggunakan sistem open trip seperti yang sudah sering saya lakukan sebelumnya. Bedanya, kali ini saya tidak mengenal siapa-siapa di dalam trip tersebut. Benar-benar one man show. Nekat dan sok kenal sana sini aja deh. Alhamdulillah, di dalam elf saya mengenal beberapa orang yang menjadi teman seperjalanan, ada Mbak Sari, Mbak Tina, Fitri dan teman-teman lainnya. Juga ada duo tour leader (TL) yang super asyik baik dan hobi foto-foto yaitu Mas Seno dan Mas Rendy.Durasi trip ini adalah 2 hari, dari Sabtu pagi hingga Minggu malam.
Curug Cinulang, Cicalengka
Dari Plaza Semanggi, kami berangkat menuju Cicalengka, Kabupaten Bandung melalui tol. Jalan menuju Cicalengka cukup berkelok-kelok naik turun. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan, kami sampai di Curug Cinulang. Hawa yang segar langsung membuat saya bersemangat.
Rumah Pohon Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi
Tak berlama-lama di Curug Cinulang, kami melanjutkan perjalanan ke tempat kami bermalam, Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Jalanan menuju lokasi sungguh sangat sempit, curam, dan berbatu. Pokoknya wassalam banget yang bawa mobil pribadi ke sini. Jalan menuju Gunung Masigit melewati pedesaan yang berkelok-kelok dan curam. Apalagi kalau papasan dengan mobil lain dari arah berlawanan, siap-siap mundur. Serem deh pokoknya aksesnya. Nah, di desa terakhir ini sinyal HP mulai mati. Selamat datang di area bebas sinyal!
Sesampainya di Gunung Kareumbi, saya langsung menghirup napas dalam-dalam. Udaranya sangat sejuk dan segar sekali! Seandainya bisa menghirup udara seperti ini setiap hari di Jakarta. Elf kami diparkir di dekat pintu masuk kawasan wisata, dan ternyata sudah banyak mobil pribadi yang berjejer. Ajaib, saya pikir tidak ada yang tahu kawasan wisata di daerah sini, mengingat aksesnya yang cukup sulit.
Setelah makan siang, kami berjalan kaki ke penangkaran rusa kemudian menuju area rumah pohon. Kami berjalan melintasi hutan pinus kira-kira 20 menit. Ternyata, daerah wisata Gunung Masigit ini dibagi menjadi beberapa area, ada yang berupa area camping dan ada yang berupa rumah pohon. Keren banget! Seluruh fasilitas dirawat dengan cukup baik.
Tak lama-lama trekking, kami sampai ke area rumah pohon. Rumah pohon berbentuk seperti rumah panggung dengan 2 lantai. Suasana di sini sungguh asri, saya bisa mendengar kicauan burung dan hewan-hewan lainnya. Udara siang hari saja sudah sangat sejuk, malam pasti akan lebih sejuk lagi.
Saya banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama rekan-rekan sekamar dan merebahkan diri di hammock. Benar-benar trip yang cocok untuk seorang pemalas seperti saya :p
Malam harinya, kami menyalakan api unggun dan makan malam. Acara malam hari diisi dengan games seru untuk menjalin keakraban dengan peserta trip lainnya. Malam hari di Cicalengka cukup dingin, disarankan membawa baju hangat dan kaus kaki. Untungnya, dari pihak Travollution menyediakan snack berupa gorengan, kopi, teh, dan jahe panas sehingga malam ini makin nikmat.
Pagi harinya, saya terbangun oleh kicauan burung-burung.
Nggak deng, saya terbangun jam 4 pagi gara-gara kebelet pipis. Ya sudah sekalian mandi daripada nanti harus mengantri. Alhamdulillah, air di Cicalengka sangat dingin, dijamin gigi gemeletuk dan badan gemetaran sekali kena siram.
Menginap semalam di rumah pohon benar-benar menyenangkan. Hati dan pikiran bisa ke-refresh dari polusi (lebay) hehe. Sayang, kami tidak bisa berlama-lama di rumah pohon. Jam 7 pagi, kami berangkat menuju tujuan berikutnya, Puncak Bintang.
Puncak Bintang, Bukit Moko
Puncak Bintang, Bukit Moko terletak di Desa Cimenyan, 1500 mdpl. Puncak Bintang sering disebut sebagai puncak tertinggi kota Bandung. Hal tersebut menjadikan Puncak Bintang sebagai tempat yang tepat untuk menikmati pemandangan 180 derajat kota Bandung. Ah, pasti keren sekali pemandangan di sini saat sunset dan malam hari. Menikmati senja dan lampu kota.
Jalan menuju Puncak Bintang lebih horor lagi dari Cicalengka. Lebih curam, lebih sempit, dan harus ekstra hati-hati karena kanan-kiri jurang. Saat kami bertandang ke sana, akses jalan menuju Puncak Bintang sedang diperbaiki sehingga kami harus berjalan kaki naik bukit sekitar 2-3 km dengan bonus ngos-ngosan.
Puncak Bintang juga bisa dibilang cukup romantis. Banyak anak-anak muda pacaran, ada juga yang prewed. Dengan hamparan hutan pinus yang luas dan indah menjadikan Puncak Bintang lokasi yang tepat untuk foto-foto.Saya, Mbak Tina, dan Fitri cukup ngurek-ngurek tanah di pojokan.
Padalarang Stone Garden
Puas (ngeliatin orang pacaran) di Puncak Bintang, kami menuju Padalarang Stone Garden, tujuan terakhir kami. Perjalanan menuju Padalarang benar-benar bikin mati kutu karena macet total. Mau masuk tol Pasteur aja harus macet dari Pasupati. Keluar di Nagreg, macet makin parah dan kami baru sampai saat hari menjelang gelap.
Padalarang Stone Garden ini ternyata objek wisata yang cukup populer di kalangan warga sekitar. Banyak yang berwisata kesini bersama keluarga dan teman. Padalarang Stone Garden ini merupakan kawasan geowisata dengan luas sekitar 2 hektar. Untuk menuju puncak bukit, pengunjung diharuskan trekking sejauh 1,5 km. Lumayan lah pemandangan di atas sana.
Dari Padalarang, kami bertolak ke Jakarta dan sampai kira-kira pukul 23.00. Alhamdulillah, trip sendirian pertama saya sangat menyenangkan. Akan ikut open trip lagi di waktu yang akan datang.
Tips Berwisata ke Cicalengka
1.Wajib bawa baju hangat, kalau bisa bawa juga kaus kaki dan topi kupluk agar tidur lebih nyaman.
2. Bawalah bantal leher karena di rumah pohon hanya tersedia sleeping bag.
3. Jangan bawa barang banyak-banyak, nggak bakal sering-sering mandi juga di sana.
4. Bawalah colokan listrik sendiri karena stop kontak hanya ada 1 per rumah.
5. Bawa senter karena penerangan di malam hari sangat minim.
6. Biaya trip: Rp 599.000/pax.
Tinggalkan Balasan