Imogiri adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bantul. Imogiri terkenal akan Kompleks Makam Raja-Raja Mataram dan Goa Cerme-nya, namun karena anti-mainstream kami memutuskan untuk mencari objek wisata lain, yaitu Kebun Buah Mangunan dan Desa Kedungmiri.
Kami berangkat dari Jogja pada pukul 10 pagi, setelah sebelumnya sarapan dan membeli bekal. Menurut beberapa sumber yang saya baca, lebih baik membawa bekal sendiri ke Imogiri karena jarang toko yang menjual makanan. Setelah kurang lebih 1 jam menyusuri Jalan Imogiri Timur dan naik gunung menuju Kebun Buah Mangunan, kami sampai di tujuan. Oleh karena jalanan sangat curam dan cukup sempit, disarankan untuk membawa kendaraan roda dua. Oh ya, sering-seringlah melongok pemandangan di belakang selama perjalanan, karena sangat indah!
Tiket masuk ke Kebun Buah Mangunan cukup terjangkau, yaitu Rp 5.000,00 saja perorang. Bapak penjaga berpesan “Motornya bisa dibawa sampai ke puncak”, maka kami meng-gaspol motor melewati jalanan sempit dan menanjak yang sudah rusak disana-sini. Tak sampai 15 menit, kami sudah sampai di puncak. Dan voila! Kami disuguhi pemandangan indah ini.
Desa Kedungmiri dari atas. Lihat jembatan kecil dan pemukiman di bawah sana? Itu adalah Desa Kedungmiri yang akan kami kunjungi
45 menit rasanya belum cukup untuk menikmati keindahan kota Bantul dari ketinggian. Karena hari semakin panas, kami bertolak ke tujuan berikutnya: Desa Kedungmiri. Di tengah perjalanan kami sempat berhenti sebentar, dan oh la la, tercium bau hangus dari rem si Upi. Sepertinya karena medan yang terlalu ekstrim :p
Untuk mencapai Desa Kedungmiri, kami menyusuri jalan ke arah Goa Cerme hingga menemukan SMPN 2 Imogiri di kiri jalan. Setelah berbelok ke kiri, lurus saja hingga bertemu dengan Sungai Oya. Memang agak jauh dan jalanannya tampak tidak ‘meyakinkan’. Bahkan saya sempat sedikit hopeless karena jalan makin menyempit, rusak, dan ‘mblusuk’ ke perkampungan penduduk. Di sepanjang jalan, kami menjumpai banyak sawah, sapi, kerbau, serta padi-padi yang sedang dijemur oleh pemiliknya.
Awan berarak
Tak lama kemudian kami sampai di sebuah jembatan yang kami lihat dari Kebun Buah Mangunan, yaitu Jembatan Selopamioro. Jembatan Selopamioro adalah sebuah jembatan gantung yang menghubungkan 2 buah desa, yaitu Desa Selopamioro dan Sriharjo Imogiri (informasi saya dapatkan disini).
Sekedar saran, untuk melewati Jembatan Selopamioro sebaiknya berhati-hati karena lantai jembatan terbuat dari kayu dan sudah rapuh di berbagai sisi. Jadi sebaiknya pengunjung tidak melakukan kegiatan aneh-aneh, misalnya loncat-loncat di atas jembatan. Pemandangan dari atas jembatan cukup indah, kita bisa melihat beberapa air terjun yang mengalir di dinding tebing yang tinggi.
Sebagai penutup perjalanan, kami mengunjungi spot favorit saya di Bantul, yaitu jembatan di dekat pantai Samas. Untuk menuju tempat ini dari Imogiri cukup sulit bila tidak membawa orang yang berpengalaman.
Akhir kata, satu hari yang melelahkan dan kami harus segera pulang karena badan sudah tidak karuan rasanya. Walaupun capek, tapi kami senang karena berhasil mencapai semua target jalan-jalan hari ini. Selain itu, trip kali ini tidak membutuhkan ongkos yang mahal, cukup bermodal bensin Rp 20.000,00 dan uang saku seadanya. Bagi teman-teman yang tidak memiliki cukup waktu atau uang berlebih untuk liburan, berkunjung ke Kebun Buah Mangunan dan Desa Kedungmiri di Imogiri dapat dijadikan alternatif.
Sampai bertemu di perjalanan berikunya!
Tinggalkan Balasan