Hidup Tanpa Traveling Itu..

DIANISEKARING THE CLIFF BAR SIX SENSES ULUWATU BALI

Hidup tanpa traveling itu hampa.

Bagai sayur tanpa garam. Bagai ikan lele goreng tanpa sambal terasi dan nasi panas.  Bagai ayam KFC tanpa saus sambal. Kurang lengkap, kurang nikmat.

Hidup tanpa traveling itu mati. Stagnan, monoton, tanpa petualangan.

Hidup tanpa traveling itu membosankan. Stuck di satu tempat, tanpa punya kesempatan memandang dunia dari sudut yang berbeda.

Hidup tanpa traveling membuat kita menjadi katak dalam tempurung. Tak bisa mengenal kebudayaan daerah lain, tak bisa mencicipi kuliner-kuliner khas atau sekedar berbincang dengan warga lokal.

Kenapa traveling?

Karena traveling membuat saya ‘hidup’.

Setiap pengalaman traveling, baik menyenangkan maupun tidak, akan tetap terpatri di benak saya hingga akhir hayat.

Ingat rasanya saat peluh menetes membasahi tubuh saat trekking di bukit-bukit Pulau Padar dan Gili Lawa yang terjal.

Saat terpukau tak bisa berkata melihat keindahan alam raya Nusantara.

Saat kehabisan napas mendaki Gunung Purba di Gunung Kidul Jogja.

Saat wajah menghitam dan belang-belang karena kejamnya matahari di Alor.

Saat terjun dan menyelam bersama ikan-ikan cantik di Derawan.

Saat tidur beralaskan genangan air karena tenda yang bocor di Pulau Sempu.

Saat diare dan keringat dingin ketika naik kano di Cigenter Ujung Kulon.

Saat menghirup wangi embun pegunungan di pagi hari.

Meskipun baru sejengkal yang saya jelajahi, masih banyak yang akan dieksplorasi.

Semua pengalaman itu, adalah bekal untuk saya ceritakan kepada anak cucu saya.. bahwa Indonesia itu indah, jauh lebih indah daripada tempat yang kamu bangga-banggakan di luar negeri sana.

Indonesia punya semuanya, ia menunggu untuk kamu jelajahi dan cintai setiap jengkalnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *